saya berada di sebuah perumahan di daerah bekasi, ceritanya pulang karena liburan yang panjang. sejujurnya saya adalah orang yang paling malas harus pulang kesini, saya mending tinggal di jakarta di bilik kecil saya tidur, makan, belajar dan lain-lain karena disitu beda dengan disini. perumahan. apa yang terlintas di pikiran kalian ? membosankan menghabiskan hari hanya di rumah, keluar langsung naik mobil dan mobil melaju. kamu kenal tetangga di sebelah? kemungkinannya kecil.
hidup di kota metropolitan, semua yang serba di kejar oleh waktu. om saya, baru pulang saat kami mau makan malam dan akan pergi lagi saat matahari belum juga muncul, katanya biar ga macet.
satu yang terlintas di benak saya, tinggal di Jakarta adalah nestapa. hahaha maaf agak kasar, tapi kenyataannya begitu. apa karena saya yang perlu beradaptasi dengan lingkungan baru saya ? dulu di Ambon tidak ada seperti begini, setiap sore semua orang akan berhamburan di gang kecil itu, hanya sekedar duduk, main bola, beli gorengan. tapi hangat, kekeluargaannya terasa. sesungguhnya saya merindukan semua itu terjadi di Jakarta.
dosa saya apa saya kembali lagi ke kota ini. tuntutan masa depan membuat saya terjebak di kota ini. ada yang bilang lebih kejam ibu kota di banding ibu tiri.
orang-orang di jakarta ini terasa agak sedikit sombong. apalagi mereka yang tinggal di perumahan ( menurut saya )
hidup ini tolong menolong, saling bergantungan. tetangga kita itu keluarga terdekat kita, bayangkan aja jika kamu sendirian di rumah dan tiba-tiba ada sesuatu yang terjadi di rumah lalu kalian tak kenal dengan siapapun di daerah situ gimana ? hahaha
itu satu alasan saya lebih memilih menghabiskan weekend di kost-an di bandingkan harus pulang. kekeluargaannya kurang.
coba kalian pikir, apa seorang pemimpin itu akan di hargai sepanjang saat kalau dia tidak rendah hati ? mereka hanya di hargai karena kekuasaannya bukan karena dia itu pemimpin yang hebat. pemimpin yang hebat itu adalah dia yang bisa menghargai orang lain, dan berani turun dan mengenal sampai ke OBnya sekalipun.
papa pernah bilang ' orang-orang kecil seperti mereka pasti akan sangat merasa di hargai saat kamu sebagai seorang pempin berani masuk menerjang becek untuk mendengar keluhan mereka saat kalian telah mencapai puncak karier kalian, anggap saja itu sekedar pelepas rasa lelah dan ucapan terimakasih. bayangkan jika tanpa mereka apa kalian bisa mendapat kekuasaan ini atau apa tanpa mereka kalian bisa melakukan semua hal ini sendiri ? misalnya nge-pel ? '
kalian takan pernah merasa hidup kalian berharga saat kalian belum merasakan indahnya duduk bersama tetangga sekitar hanya untuk menikmati sore yang indah.
kalian akan merasa punya keluarga kedua, yap. mereka walau bukan orang yang punya pangkat yang tinggi tapi aku belajar satu hal tentang hidup dari mereka, seberat apapun masalah hidup kalian tertawalah. masalah itu di hadapi bukan di ratapi.
hidup di dunia modern seperti ini, membuat banyak sekali kebiasaan itu hilang. karena uang menjadi prioritas. sebagian dari milik kalian sekarang, terdapat hak dari para janda, duda dan anak piatu. so ? apa salahnya kalian berbagi ? berbagi waktu misalnya.
cobalah keluar dari rumah, dan rasakan indahnya dunia yang sebenarnya. lingkungan yang membentukmu tapi kalian punya akal untuk menerima atau menolak ajaran lingkungan itu.
karena kalian tidak hidup sendirian di bumi ini. adam saja Tuhan memberikan hawa untuk menemaninya.
saya pernah dengar seseorang berkata begini saya bisa hidup sendiri tanpa kalian. hahaha. ada banyak hal yang tak bisa kalian lakukan sendiri, bahkan hal itu bisa membuat kalian pusing sendiri. akhirnya ? bisa saja kalian sakit dan meninggal. semua orang di dunia ini saling melengkapi. tak ada di dunia ini yang bisa di lakukan sendiri, karena kalian tidak sempurna, karena yang sempurna hanya Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar