Bisa tolong hentikan waktu sejenak?
Tolong jangan putar detik jadi menit dan menit jadi jam, sesungguhnya aku ingin diam sejenak menikmati indahnya hari ini.
Di penghujung hari ini biarkan aku terduduk sendiri dan diam lalu bermain dengan khayalku.
Aku membayangkan indahnya nge-date hanya aku dan dia, diantara gemerlap cahaya lilin, ditemani dengan dua botol wine lalu engaku dimanjakan dengan alunan musik cantik dari gesekan biola.
Jalananmu bertaburkan mawar putih, dan engkau mendapatkan suatu perlakuan romantis walau itu hanya membuka kursi untukmu duduk dan menghadiaimu dengan beberapa tangkai bunga mawar putih.
How lucky I'm.
Biarkan lamunan ini terus berlanjut.
Dan kami pun mulai mengobrol, berbicara panjang lebar tentang cinta, masa depan dan banyak keraguan.
Keraguan yang membuat lamunanku buyar dan aku terduduk lesu. Kau hanya memandang cinta hanya sebesar kamar kostan dan semua barang-barang di dalamnya yang membuat kamu pusing karena terlalu berantakan. Sedangkan aku memandang cinta bagaikan berada di antara hamparan bunga tulip yang sedang bermekaran dan besok pagi saat kembali akan layu.
Cinta itu semu.
Bahkan pernyataan ini mungkin benar "bahkan untuk mendapatkan cinta yang tulus pun kau tak mampu mendapatkannya karena sekarang semua itu hanya kebohongan."
Kau takan pernah mendapatkan cinta yang sejati, begitu kata orang.
Tatakala materi menjadi patokan dalam mencari cinta, dan karena kekuasaan dan harta berlimpah bisa saja membuat cinta itu pudar.
Dia tega menodai cinta saat cinta itu kuat di pertahankan. Dia tega meninggalkan cinta saat cinta itu diberikan begitu tulus kepadanya. Dia rela menjelekkan cinta saat cinta itu dengan penuh kesetian, keuletan merawat hati. Dia rela membuat air mata cinta itu jatuh membasahi pipi saat cinta itu selalu menghadirkan senyuman di setiap hari.
Lalu cinta itu apa?
Cinta itu sesuatu yang fana. Cinta itu bagaikan cairan bir, saat busanya perlahan hilang karena udara.
Haruskah aku kembali ke waktu yang lalu dan menyakiskan betapa cinta itu begitu tulus di berikan dan cinta yang di berikan itu di bayar dengan kesetiaan lalu ada senyuman tulus tanpa dendam, tanpa sakit hati karena cinta seperti sekarang?
Apa yang salah dengan dunia sekarang?
Adakah orang yang memiliki hati yang tulus untuk mencintai tanpa akan menduakan nanti?
Adakah orang yang takan mengganggu kebahagiaan orang lain hanya karena harta?
Apa Tuhan itu adil saat cinta yang tulus itu ternodai saat tubuh itu tak seperti waktu dia masih remaja dan beranjak dewasa?
Cinta itu misteri.
Kata orang kalau tak meneteskan air mata karena cinta itu belum tau rasanya cinta. Lalu bagaimana saat setiap hari harus menangisi cinta itu? egois!
Cinta itu kebodohan.
Karena cinta membuat orang dibodohi dan mudah memaafkan padahal telah berulang kali di sakiti.
Tiba-tiba aku teringat suatu hal tentang tikus, kecoak, kutu busuk di kasur dan sepatu lusuh yang tak lagi terhiraukan. apakah mereka punya cinta?
Apakah mereka akan tetap bercengkrama saat cinta itu tak lagi tulus seperti pertama kali bertemu? Apa yang membuat beda cinta yang dulu dengan sekarang?
Semua ini membuatku pusing!
Tariklah selimut dan kembali tidur, saat aku bangun pasti ada sesuatu yang membuatku tersenyum lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar