Kamis, 11 Oktober 2018

Mungkin kita, Sepasang.

Mungkin kita adalah sepasang mata. Kau mata yang sebelah kanan dan aku adalah mata yang kiri.
Mungkin kita adalah sepasang tangan. Kau tangan yang sebelah kanan dan aku yang kiri.

Ketika mata yang satu melihat ke satu pandang, otomatis yang lain akan mengikutinya. Kalau tidak mungkin dia juling.
Ketika tangan yang lain bekerja, tangan yang lain ikut membantunya. Ketika berdoa pun kamu butuh tangan yang satu lagi agar saling menyempurnakan. Saya pikir jika semua hal dilakukan berdua, semuanya akan mungkin dan mudah.

Mungkin kita adalah sepatu tua yang usang. Yang satu akan menangis karena sol sepatunya sudah menipis, dan yang sebelah selalu berada disampingnya. Kita diletakan di rak yang sama, berdebu, jauh dari matahari, dingin dan lembab, tapi kita tetap saling berdampingan.

Mungkin kita adalah sepasang sendal jepit. Dipakai bersama, apapun warnanya. Kita akan membuat pemakai kita menjadi nyaman dan terus menggunakan kita. Kita akan saling mencari dikala salah satu dari kita hilang. Seperti halnya jepit, kita ditakdirkan untuk saling kait-mengait.

Mungkin kita sepasang bulu mata. Kamu yang kanan dan aku yang kiri. Berbeda panjang dan jumlahnya tapi saat sehelai jatuh ke pipi, itu tanda saling merindu.

Mungkin kita sepasang lubang hidung. Kamu yang sabelah kanan dan aku yang kiri. Jika sebelah tersumbat, terkena pilek. Yang lain ikutan kena juga. Susah bernafas.

Mungkin kita adalah sepasang telinga. Kamu yang kanan dan aku yang kiri. Selalu butuh dua untuk mendengar dengan jelas. Termasuk kata "Aku sayang kamu" walaupun itu diucapkan dengan berbisik.

Mungkin kita adalah sepasang celana dalam dan beha. Kamu celana dalam dan saya beha. Tidak ada alasan untuk ini, hanya saja biar terlihat matching dan sexy saja.

Mungkin kita adalah sepasang kaki. Kamu kaki yang kanan dan aku kaki yang kiri. Salah satu dari kita tidak akan melangkah dengan cepat atau lambat atau terburu-buru. Kita saling menunggu. Kita akan saling sabar. Kita beriringan.

Mungkin kita adalah sepasang hati, yang diciptakan untuk menjadi sepasang. Sudah seharusnya saya mengenalmu sebagai bagian dari tubuh, hati saya yang sudah pergi lama dan kau curi di waktu yang tepat. Ketika diciptakan menjadi sepasang, diberkatilah hari aku dan kamu di pertemukan. Ketika saya dan kamu diciptakan, saya punya alasan untuk bersyukur tentang takdir, karena itu kamu dan bukan orang lain.

Ketika saya dan kamu diciptakan sepasang, saya begitu penasaran dan hendak melayangkan begitu banyak pertanyaan kepada pencipta. Tapi yang keluar dari bibir saya adalah

"Terima Kasih"

Dan Hey, bukankah itu kata yang sepasang.

yours.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar