Aku mungkin tidak bisa bercerita tentang kenangan tapi tulisanku mungkin bisa.
Sabtu, 01 Agustus 2015
dear mom in heaven, happy birthday
Mama, kenangan bersamamu masih berbekas dan jelas di ingatanku. Ku kenang kau dalam bahagiaku kau begitu indah di hatiku.
Mama, pinjamkan aku hatimu sekejap saja agar aku dapat belajar dari putihnya hatimu itu yang tak pernah bersyarat.
Mama, aku merindukan perhatianmu yang selalu tau suasana hatiku. Yang tanpa aku berkata saja mama sudah datang dan memelukku. Aku merindukanmu mama.
Di dalam mataku, engkau melukiskan sebuah boneka dan di saat aku bersedih ia akan selalu membuatku tertawa.
Aku bangga bisa terlahir sebagai anakmu.
Mama, ajari aku cara agar aku selalu tersenyum tegar walau dalam kesulitan dan beban itu terlalu berat untuk ku pikul sendiri.
Mama, dengan apa aku balas semua kebaikanmu? rasanya tak bisa walaupun suatu hari nanti aku menjadi seorang milyarder sekalipunpun cinta, kebaikanmu semua itu tak pernah bisa di bayar dengan uang atau intan dan permata.
Terima kasih mama, untuk semuanya. Untuk selalu khawatir kepadaku walau kadang aku risih. Untuk selalu menjagaku walau kadang aku malu karena mama selalu membuatku seperti anak kecil. Terima kasih mama.
Aku tau seluruh jiwa dan ragamu berani kau pertaruhkan untuk kami berdua, buah hatimu. ah aku adalah perempuan yang paling beruntung di dunia ini.
Keinginanku hanya satu melihat papa dan mama selalu tersenyum dan alasan papa dan mama tersenyum adalah aku. Bahagia rasanya, sempurna hidupku jika setiap hari dari aku bangun sampai aku terlelap nanti hanya melihat senyum tulus dari wajah papa dan mama.
Setiap kali aku berdoa, yang ku minta hanya kebahagiaan Tuhan berikan untuk keluarga kita. Umur panjang bagi papa dan mama, dan cinta papa dan mama tidak pernah habis tambah hari tambah kuat dan erat.
Walau sering aku melukai perasaanmu, bertumbuh menjadi seorang remaja yang kadang ingin bebas dari aturan kuno orang tua tapi aku tau cinta dan sayang papa dan mama tidak pernah habis untukku. Maafkan anakmu ini mama.
Mama selalu mendoakan yang terbaik untuk anak-anaknya, Mama selalu memperhatikan kami, menyayangi kami dengan tulus, selalu memberikan yang terbaik untukmu.
Mama, tak pernah aku mendengar mama mengeluh ketika malam aku membangunkanmu, bahkan aku tak pernah melihatmu marah.
Ma, ajari aku ketabahan sepertimu yang selalu menebarkan senyuman kepada siapa saja walau ku tau di dalam hatimu engkau menyimpan sebuah kesedihan.
Aku mengenang sebuah cinta, bukan cinta anak remaja tapi cinta tulus seorang mama yang memberikan semua jiwa dan raganya demi keluarganya. Mama terima kasih untuk semua.
Mama ibaratnya teh celup, kita tidak pernah tau kekuatan teh celup bertahan di dalam air panas.
Pantaslah semua ibu di dunia di bilang kuat, 9 bulan engkau kemana-mana dengan perut yang besar, engkau menjaganya lebih dari engkau menjaga dirimu sendiri. Terima kasih mama. Aku berharap suatu saat nanti aku akan menjadi insan yang kuat seperti mama.
Hari ini tahun kedua aku tak menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk mama, tidak lagi ada lilin dan tidak ada lagi ciuman setiap pagi di 2 agustus. Hangat pelukanmu pun tak lagi ku rasakan. Aku menangis selalu setiap aku mengenang setiap cintamu, ah mama aku merindukanmu.
Selamat ulang tahun mama, tenang bersama Bapa di surga. kami disini selalu merindukanmu. Seorang wanita yang telah memberi cinta dan pengorbanan sepanjang hidupnya. Setiap hembusan nafasku adalah doa untukmu agar mama tenang disana.
We will miss you dear mom. We are love you so much mommy. Happy birthday
Rabu, 22 Juli 2015
hai masa lalu :)
Hai masa lalu.
Tidak, aku hanya ingin menyapa. Berdebukah kau? maaf aku semakin jarang mengunjungimu. Aku disibukkan dengan masa kini dan impian masa depan. Tenang saja, aku takkan melupakanmu. Aku hanya mungkin akan jarang menengokmu.
Hai masa lalu.
Aku hanya ingin menyapa. Terima kasih pernah ada. Terima kasih pernah menjadi bagian perjalananku. Sedih pun bahagia kisahmu menjadi penguat langkahku di masa kini. Bukankah masa kini adalah hasil rentetan perjalanan masa lalu? karena itulah aku berterima kasih kepadamu.
Hai masa lalu.
Aku pernah jatuh, aku pernah sakit hati. Tapi sudah kusimpan semua cerita dalam sebuah kotak kenangan, yang kunamakan masa lalu, ya kamu. Ruangmu mungkin kini gelap, aku pasti akan sering kembali melihat ruangmu, namun hanya sebentar. Aku takkan lama-lama, sekedar melihat lai seperti apa jalan yang ku lalui dulu agar aku bisa belajar lagi jika saja masa kiniku aku lupa atau mungkin lalai menjaga langkah.
Hai masa lalu.
Lihatkah kau bagaimana aku di masa kiniku? Bagaimana menurutmu? semoga kau bangga. Sebab apapun yang kucapai, adalah karena semua pelajaran di masa lalu begitu membekas dan mampu membentukku.
Hai masa lalu.
Mari berdamai. Aku akan belajara mendewasa. Menjadi lebih tanggguh di masa kini sebagai penguat langkahku dan pemantap kisahku di masa depan.
Tidak, aku hanya ingin menyapa. Berdebukah kau? maaf aku semakin jarang mengunjungimu. Aku disibukkan dengan masa kini dan impian masa depan. Tenang saja, aku takkan melupakanmu. Aku hanya mungkin akan jarang menengokmu.
Hai masa lalu.
Aku hanya ingin menyapa. Terima kasih pernah ada. Terima kasih pernah menjadi bagian perjalananku. Sedih pun bahagia kisahmu menjadi penguat langkahku di masa kini. Bukankah masa kini adalah hasil rentetan perjalanan masa lalu? karena itulah aku berterima kasih kepadamu.
Hai masa lalu.
Aku pernah jatuh, aku pernah sakit hati. Tapi sudah kusimpan semua cerita dalam sebuah kotak kenangan, yang kunamakan masa lalu, ya kamu. Ruangmu mungkin kini gelap, aku pasti akan sering kembali melihat ruangmu, namun hanya sebentar. Aku takkan lama-lama, sekedar melihat lai seperti apa jalan yang ku lalui dulu agar aku bisa belajar lagi jika saja masa kiniku aku lupa atau mungkin lalai menjaga langkah.
Hai masa lalu.
Lihatkah kau bagaimana aku di masa kiniku? Bagaimana menurutmu? semoga kau bangga. Sebab apapun yang kucapai, adalah karena semua pelajaran di masa lalu begitu membekas dan mampu membentukku.
Hai masa lalu.
Mari berdamai. Aku akan belajara mendewasa. Menjadi lebih tanggguh di masa kini sebagai penguat langkahku dan pemantap kisahku di masa depan.
Selasa, 21 Juli 2015
Sabtu manis di beranda rumah
Sabtu itu begitu indah, rasanya saya tak pernah ingin cepat hari berganti dan pergi meninggalkan kota mungil itu.
Ambon selalu punya seribu satu cerita yang indah dan selalu dirindukan.
Libur lebaran kemarin saya pulang ke rumah. Merasakan lagi yang namanya hidup setelah sekian lama bersembunyi di balik buku yang bertumpuk dan mencoba melepaskan diri sejenak dari ikatan rutinitas.
Sabtu itu indah, manis seperti gulali manisnya sampai ke tenggorokan.
Sabtu itu saya habiskan bersama papa di beranda rumah. Ambon sore itu masih saja di guyur hujan, tanah seolah haus dan saya menikmati setiap rintikan hujan yang jatuh ke tanah.
Teh menemani kami bercerita sore itu.
Saya menatap dalam wajah yang sedang bercerita di samping saya. Wajah itu tidak lagi muda, sudah banyak garis-garis di wajahnya, ia menua. Papa sudah tidak muda lagi seperti dulu tapi masih ada senyuman, kasih sayang dan pelukan hangatnya yang saya rasakan semakin bertambah. Ah, betapa saya merindukan berlama-lama mendekap dalam pelukannya, mendengar jantungnya berdegup lup dub lup dub, lalu merasakan hembusan nafasnya. Tangan itu masih memeluk dengan kuat seperti dulu, tapi sudah banyak garis di tangannya, kasar. Papa, betapa lelahnya dirimu, ku tau itu. Walau kau menyimpannya sendiri agar kami tetap bahagia tapi air mukamu selalu menunjukkan bahwa kau lelah.
Banyak yang kami bicarakan, dan akhirnya sampai juga pada sesuatu yang menyentuh dan kembali air mukanya berubah murung.
andai saja masih ada mama disini ya. Katanya yang menyentakku.
kemarin papa sudah selesai baca novelnya kakak bagus ceritanya.
Sebelum saya pulang papa memang sudah bilang kalau papa sedang di kamar saya dan mengambil beberapa novel katanya belum sempat ke toko buku untuk beli buku yang lain. Papa memang suka baca tapi yang membuat saya heran adalah seorang papa membaca novel, aneh rasanya.
Ternyata novel yang di baca itu judulnya Aku ingin bercerita tentang cinta ayah kepada ibu.
Novel ini bercerita tentang sepasang suami istri yang saling mencintai dan harus berpisah karena maut. Tentang banyak sekali persiapan yang sudah disiapkan oleh sang istri kepada suami dan anak-anaknya, tentang kehebatan dan keberanian sang istri, tentang suka dukanya membina rumah tangga, tentang bagaimana menjadi orang tua, tentang anak-anak yang berbakti, tentang kecintaan ibu kepada keluarga kecilnya, tentang banyak mimpi, dan tentang kematian.
Akhirnya memang kematian yang harus memisahkan cinta dan membiarkan rindu terus membara.
Di novel itu diceritakan si ibu menderita penyakit kanker dan harus meninggalkan keluarga kecilnya yang selalu memberikan dia sukacita dan bagi keluarganya dia tidak pergi jauh hanya saja harus terpisah. Karena sedari dulu si ibu sudah memberikan banyak sekali perbekalan kepada keluarganya dalam segala hal baik financial, mental and that's what my mom did.
Pertama kali beli novel ini di gramedia waktu zaman SMA dan berhasil membuat saya menangis hari itu. Feelnya dapat.
Dan sekarang saya merasakan semua hal itu. Seolah saya yang sedang di ceritakan.
Saya suka novel ini. Dan yap, saya selalu bangga menjadi anak dari papa dan mama serta saudara bagi si bontot, aldi.
Sampai hari ini saya masih merasakan kuatnya cinta di antara papa dan mama. Dari tatapan matanya saya tau bahwa papa menyimpan banyak sekali cerita yang entah untuk siapa harus dibagikan, karena selama ini mama adalah penasehat dan teman berbagi yang sangat dipercaya oleh papa.
Sampai kemarin saya duduk di pangkuan papa dan saya merasakan tangan yang mengelus rambut saya itu penuh harap agar kelak saya bisa menjadi seperti mama, memang susah untuk bisa menjadi seperti mama tapi setidaknya ada beberapa hal yang bisa saya tiru dari mama.
Ah, aku merindukannya lagi.
Mom,
I love you. I adore you. Really i do. You're the best mom i ever had.
Ambon selalu punya seribu satu cerita yang indah dan selalu dirindukan.
Libur lebaran kemarin saya pulang ke rumah. Merasakan lagi yang namanya hidup setelah sekian lama bersembunyi di balik buku yang bertumpuk dan mencoba melepaskan diri sejenak dari ikatan rutinitas.
Sabtu itu indah, manis seperti gulali manisnya sampai ke tenggorokan.
Sabtu itu saya habiskan bersama papa di beranda rumah. Ambon sore itu masih saja di guyur hujan, tanah seolah haus dan saya menikmati setiap rintikan hujan yang jatuh ke tanah.
Teh menemani kami bercerita sore itu.
Saya menatap dalam wajah yang sedang bercerita di samping saya. Wajah itu tidak lagi muda, sudah banyak garis-garis di wajahnya, ia menua. Papa sudah tidak muda lagi seperti dulu tapi masih ada senyuman, kasih sayang dan pelukan hangatnya yang saya rasakan semakin bertambah. Ah, betapa saya merindukan berlama-lama mendekap dalam pelukannya, mendengar jantungnya berdegup lup dub lup dub, lalu merasakan hembusan nafasnya. Tangan itu masih memeluk dengan kuat seperti dulu, tapi sudah banyak garis di tangannya, kasar. Papa, betapa lelahnya dirimu, ku tau itu. Walau kau menyimpannya sendiri agar kami tetap bahagia tapi air mukamu selalu menunjukkan bahwa kau lelah.
Banyak yang kami bicarakan, dan akhirnya sampai juga pada sesuatu yang menyentuh dan kembali air mukanya berubah murung.
andai saja masih ada mama disini ya. Katanya yang menyentakku.
kemarin papa sudah selesai baca novelnya kakak bagus ceritanya.
Sebelum saya pulang papa memang sudah bilang kalau papa sedang di kamar saya dan mengambil beberapa novel katanya belum sempat ke toko buku untuk beli buku yang lain. Papa memang suka baca tapi yang membuat saya heran adalah seorang papa membaca novel, aneh rasanya.
Ternyata novel yang di baca itu judulnya Aku ingin bercerita tentang cinta ayah kepada ibu.
Novel ini bercerita tentang sepasang suami istri yang saling mencintai dan harus berpisah karena maut. Tentang banyak sekali persiapan yang sudah disiapkan oleh sang istri kepada suami dan anak-anaknya, tentang kehebatan dan keberanian sang istri, tentang suka dukanya membina rumah tangga, tentang bagaimana menjadi orang tua, tentang anak-anak yang berbakti, tentang kecintaan ibu kepada keluarga kecilnya, tentang banyak mimpi, dan tentang kematian.
Akhirnya memang kematian yang harus memisahkan cinta dan membiarkan rindu terus membara.
Di novel itu diceritakan si ibu menderita penyakit kanker dan harus meninggalkan keluarga kecilnya yang selalu memberikan dia sukacita dan bagi keluarganya dia tidak pergi jauh hanya saja harus terpisah. Karena sedari dulu si ibu sudah memberikan banyak sekali perbekalan kepada keluarganya dalam segala hal baik financial, mental and that's what my mom did.
Pertama kali beli novel ini di gramedia waktu zaman SMA dan berhasil membuat saya menangis hari itu. Feelnya dapat.
Dan sekarang saya merasakan semua hal itu. Seolah saya yang sedang di ceritakan.
Saya suka novel ini. Dan yap, saya selalu bangga menjadi anak dari papa dan mama serta saudara bagi si bontot, aldi.
Sampai hari ini saya masih merasakan kuatnya cinta di antara papa dan mama. Dari tatapan matanya saya tau bahwa papa menyimpan banyak sekali cerita yang entah untuk siapa harus dibagikan, karena selama ini mama adalah penasehat dan teman berbagi yang sangat dipercaya oleh papa.
Sampai kemarin saya duduk di pangkuan papa dan saya merasakan tangan yang mengelus rambut saya itu penuh harap agar kelak saya bisa menjadi seperti mama, memang susah untuk bisa menjadi seperti mama tapi setidaknya ada beberapa hal yang bisa saya tiru dari mama.
Ah, aku merindukannya lagi.
Mom,
I love you. I adore you. Really i do. You're the best mom i ever had.
Jumat, 10 Juli 2015
A Latter to Heaven
Tuhan,
Ku kirimkan surat ke alamat di atas
Untaian rindu yang terungkapkan lewat kata-kata
Surat kesekian untuk rindu yang tak terhitung banyaknya
Berharap semua rindu terbalaskan
Tiap hari ku lewati kotak pos di depan beranda
Berharap ada secarik kertas berisikan balasan terhadap rindu-rindu itu
Kalenderku berganti halaman, setiap angka sudah kucoret tapi tak kunjung juga ku temukan
Surat ini adalah surat kesekian yang kutulis penuh cinta, rindu dan harap
Hingga sesuatu menyentakku, tangan itu kaku dan tak bisa lagi untuk membalasnya
Tuhan,
Apakah suratku sudah di baca olehnya?
Aku tak pernah salah alamat saat menulis alamatnya, setiap huruf ku tulis jelas karena ku tau tempatnya dia memang disitu, bersama denganMu
Tuhan,
Apakah di atas sana begitu indah sampai-sampai dia jarang untuk mengunjungiku?
Apakah di atas sana begitu indah sampai-sampai dia betah berlama-lama diatas?
Apakah rasa rindu itu sudah tak bisa dirasakannya lagi?
Apakah aku harus percaya kepada semua kata orang bahwa dia tak mungkin lagi merasakannya karena semuanya sudah hilang? apakah aku harus menurut kepada semua kata mereka?
Tuhan,
Jika surat-surat ini tak dibaca olehnya bolehkah aku lelah?
Bolehkah aku berhenti menulis?
Tapi bagaimana caranya untukku menyampaikan rinduku kepadanya?
Tuhan,
Beri tau aku sesuatu!
Beri tau aku bahwa dia juga merindu kepadaku
Bolehkah sehari saja dia bersama merasakan bahagia dengan kami?
Bahagia kami hambar rasanya ada yang kurang, itu karena dia tak ada disini
Hm. Tapi aku tau satu hal bahagia yang abadi adalah disana denganMu, bukan disini di tempat kami.
Aku tersadar akan satu hal
2 tahun ini pun tanpa aku menulis surat pun dia bisa memahaminya bahwa aku menyimpan rindu untuknya
Dia mengerti
Dia memahami
Dan dia membalas semua rindu itu lewat mimpi
Karena surat yang abadi adalah doa kami untuknya
Tuhan, aku titip dia untukMu
Jaga dia ya Tuhan
Aku tau dia akan bahagia karena Engkau jauh lebih mengerti apa yang dia mau dari pada kami
Jaga dia sampai kami bertemu bersama di dalam FirdausMu, di kehidupan yang kedua
voor mama ge di surga.
2 agustus 1964-2 january 2013
Selasa, 09 Juni 2015
#3 Untuk rindu kepada teduhnya senyuman
Ini puisi untukmu.
Menghitung rindu memang tak pernah habisnya. Saya masih melakukan itu setiap hari, menghitung rindu untuk waktu yang tak tau kapan. Karena bukan saat liburan rindu itu terbayarkan, tapi nanti di waktu yang hanya milik Tuhan dan itu masih rahasia.
Tapi saya manusia, saya lelah menghitung. Terkadang ego saya yang memegang kendali lalu saya terduduk disudut dan meratapi kenyataan sambil meyakinkan hati bahwa akan ada kehidupan kedua yang manis seperti ini atau bahkan lebih manis dari cerita hari kemarin.
Sekilas anganku berpikir, seindah itukah surga di atas sana sampai-sampai mama tak ingin untuk kembali hanya sekedar memeluk dan mencium lalu pergi? betah sekali mama disana.
Ternyata mama tetap tertidur di dalam gelap dan hanya angin yang mendengarkan jeritan hati ini.
Semoga mama ada di antara bintang-bintang malam ini dan jika itu benar aku tau mama sedang tersenyum dari kejauhan karena sinarnya begitu terang dan meneduhkan seteduh hatiku saat melihat matamu.
Senja kelabu,
Langit membiru
Lautan beradu.
Sebuah hati sedang terhimpit rindu
Adakah kau disana
Merasakan apa yang kurasakan
Anganku melambung jauh ke sana
Bayangmu yang kian sirna
Dapatkah kau dengar
Jeritan hati ini memanggil namamu
Meski ku tau takan pernah mungkin untuk memeluk
Aku merindukanmu.
Voor Mama Ge, yang sedang tersenyum di surga:
Waktu begitu panjang. Saya disini untuk hari yang kesekian tanpa hadirmu. Matamu yang teduh selalu membuat saya ingin lekas berkemas lalu pulang. Pulang menjemput kasih, kasih yang tulus dari seorang ibu berhati malaikat.
Sudah lama ternyata mama tertidur. Tertidur panjang dan aku tak tau apa yang mama mimpikan, apakah ada saya di dalam mimpi itu? terakhir saya bertemu dengan wajah manis mama 2 minggu yang lalu, di mimpi itu mama masih terlihat sama. Senyumannya yang selalu tulus seolah tak pernah ada kesedihan yang menimpanya. Aku berlari mengejar bayangannya tapi terlalu cepat dan hilang. Apa itu berarti mama rindu kepada saya?
Menghitung rindu memang tak pernah habisnya. Saya masih melakukan itu setiap hari, menghitung rindu untuk waktu yang tak tau kapan. Karena bukan saat liburan rindu itu terbayarkan, tapi nanti di waktu yang hanya milik Tuhan dan itu masih rahasia.
Tapi saya manusia, saya lelah menghitung. Terkadang ego saya yang memegang kendali lalu saya terduduk disudut dan meratapi kenyataan sambil meyakinkan hati bahwa akan ada kehidupan kedua yang manis seperti ini atau bahkan lebih manis dari cerita hari kemarin.
Sekilas anganku berpikir, seindah itukah surga di atas sana sampai-sampai mama tak ingin untuk kembali hanya sekedar memeluk dan mencium lalu pergi? betah sekali mama disana.
Ternyata mama tetap tertidur di dalam gelap dan hanya angin yang mendengarkan jeritan hati ini.
Semoga mama ada di antara bintang-bintang malam ini dan jika itu benar aku tau mama sedang tersenyum dari kejauhan karena sinarnya begitu terang dan meneduhkan seteduh hatiku saat melihat matamu.
Lesson on the road
Ilmu hidup itu takan pernah bisa selesai belajarnya, setiap hari pasti saja ada satu pelajaran tambahan.
belajar hidup bisa kapan saja dan dimana saja. dan ini cerita saya hari ini.
Tadi siang pulang kuliah saya disuruh menemani ayah saya untuk menghadiri sebuah rapat. Sesampainya disana beliau turun dan saya duduk di mobil bersama supirnya papa, namanya mas herman. Sepeninggalan papa, 10 menit kemudian dia balik dengan beberapa bungkus nasi. Saya tak banyak bertanya hanya melihat sekilkas lalu kembali sibuk sendiri di belakang. Karena melihat saya sibuk sendiri di belakang, saya seperti tersadar ada yang melihat saya akhirnya bapaknya ngomong "dek, saya boleh ga sebentar ke senen?" tanyanya. "yaudah pak gapapa, saya bisa kok nunggu papa disini aja. Emang bapak mau shalat ya? kenapa ga di dalam aja?" rumah bapak itu memang di daerah Senen dan jamnya juga udah pas jam shalat. "ga kok dek, tadi saya sudah shalat sekalian pas beli nasi. saya mau bawa nasi ini" sambungnya. "oh yaudah pak gapapa saya ikut juga gapapa, kan papa juga masih lama. Tapi saya izin dulu ya pak takutnya papa habis rapat kita dicariin" jawab saya seperti itu. Saya hanya melihat anggukan bapakya dari belakang, saya menelfon papa sekedar memberi tahu.
Dari Senopati ke Senen tadi lumayan lancar karena sudah habis jam istirahat.
Kita masuk beberapa gang yang asing bagi saya, mungkin karena saya tidak pernah tau ada gang itu. Kami berhenti di sebuah rumah, sampai disana keluarlah anak-anak kecil awalnya saya pikir itu anak-anak si bapak ini, dalam hati saya bilang ampun ni bapak istrinya kuat bener ngelahirin anak sebanyak ini. Tapi ternyata saya salah, semua anak kecil ini adalah anak jalanan yang biasanya ngumpul di rumah singgah ini dan luar biasanya adalah si bapak ini dari penghasilan sebagai seorang supir setiap minggu dia pasti akan datang ke sini untuk ngasih makanan buat makan siang mereka, emang ga seberapa hanya nasi putih, telor rebus dicabein, tempe, sama sayur asem tapi bagi anak-anak ini mendapatkan makanan seperti ini saja sudah bahagia.
Bapaknya juga bilang kalau anak-anak ini ada yang bapak ibunya ga ada, ada yang bapaknya masuk penjara, ibunya kalau malam kerja di kali jodoh dan semua itu karena masalah ekonomi.
Lalu saya teringat satu kalimat teman saya begini "makanya kalau ga mau susah ya jangan punya banyak anak, kan ngerepotin ntar" iya benar tapi semua yang terjadi atas hidup mereka pasti mereka ga akan mau, mereka juga mau hidup seperti yang lainnya tanpa berpikir besok saya akan makan apa. Parahnya lagi tadi ada anak kecil yang saya tanyai "adek sekolah dimana?" dengan polos dan gamblangnya dia ngomong "sekolah? boro-boro makan besok aja ga tau bisa apa ga malah mikirin sekolah, ga mungkin bisa". sepesimis inikah mereka? batin saya.
Sepanjang perjalanan pulang banyak sekali kata yang berputar acak di otak saya.
"saya sekali mengangkat telfon, apa yang saya minta dapat, lalu mereka? harus bekerja dan modal mereka hanya belas kasihan"
"saya kadang malas ke kampus hanya karena dosen ini membosankan, lalu mereka? berseragam rapih layaknya anak pada umumnya saja mungkin hanya ada di dalam imajinasi mereka"
"saya kadang marah kalau papa tidak mengangkat telfon saya, padahal papa lagi kerja, sedangkan mereka? orang tuanya bisa pulang dengan selamat sampai dirumah saja sudah syukur"
Ini hidup. Dan cerita seperti ini akan terus ada sampai entah kapan waktu yang tak di tentukan dan tak seorangpun yang tau.
Kalau sudah begini mau menyalahkan siapa? pemerintah lagi? bukan, mereka yang mengambil hak-hak rakyat yang harus disalahkan. Seharusnya para tikus-tikus kantor ini yang dibunuh mati biar keluarga mereka merasakan sakitnya ditinggal pergi salah satu anggota keluarganya hanya karena tak bisa makan dan minum. Semua sudah ada dituliskan di Undang-undang dan sudah jelas, uang dan segala tetek-bengeknya sudah ada di APBN hanya saja uang selalu menggelapkan mata.
Dan hari ini saya belajar lagi bahwa "memberi dari kekuranganmu hari ini maka Tuhan akan menambahkan lebih dari apa yang kau perlukan"
belajar hidup bisa kapan saja dan dimana saja. dan ini cerita saya hari ini.
Tadi siang pulang kuliah saya disuruh menemani ayah saya untuk menghadiri sebuah rapat. Sesampainya disana beliau turun dan saya duduk di mobil bersama supirnya papa, namanya mas herman. Sepeninggalan papa, 10 menit kemudian dia balik dengan beberapa bungkus nasi. Saya tak banyak bertanya hanya melihat sekilkas lalu kembali sibuk sendiri di belakang. Karena melihat saya sibuk sendiri di belakang, saya seperti tersadar ada yang melihat saya akhirnya bapaknya ngomong "dek, saya boleh ga sebentar ke senen?" tanyanya. "yaudah pak gapapa, saya bisa kok nunggu papa disini aja. Emang bapak mau shalat ya? kenapa ga di dalam aja?" rumah bapak itu memang di daerah Senen dan jamnya juga udah pas jam shalat. "ga kok dek, tadi saya sudah shalat sekalian pas beli nasi. saya mau bawa nasi ini" sambungnya. "oh yaudah pak gapapa saya ikut juga gapapa, kan papa juga masih lama. Tapi saya izin dulu ya pak takutnya papa habis rapat kita dicariin" jawab saya seperti itu. Saya hanya melihat anggukan bapakya dari belakang, saya menelfon papa sekedar memberi tahu.
Dari Senopati ke Senen tadi lumayan lancar karena sudah habis jam istirahat.
Kita masuk beberapa gang yang asing bagi saya, mungkin karena saya tidak pernah tau ada gang itu. Kami berhenti di sebuah rumah, sampai disana keluarlah anak-anak kecil awalnya saya pikir itu anak-anak si bapak ini, dalam hati saya bilang ampun ni bapak istrinya kuat bener ngelahirin anak sebanyak ini. Tapi ternyata saya salah, semua anak kecil ini adalah anak jalanan yang biasanya ngumpul di rumah singgah ini dan luar biasanya adalah si bapak ini dari penghasilan sebagai seorang supir setiap minggu dia pasti akan datang ke sini untuk ngasih makanan buat makan siang mereka, emang ga seberapa hanya nasi putih, telor rebus dicabein, tempe, sama sayur asem tapi bagi anak-anak ini mendapatkan makanan seperti ini saja sudah bahagia.
Bapaknya juga bilang kalau anak-anak ini ada yang bapak ibunya ga ada, ada yang bapaknya masuk penjara, ibunya kalau malam kerja di kali jodoh dan semua itu karena masalah ekonomi.
Lalu saya teringat satu kalimat teman saya begini "makanya kalau ga mau susah ya jangan punya banyak anak, kan ngerepotin ntar" iya benar tapi semua yang terjadi atas hidup mereka pasti mereka ga akan mau, mereka juga mau hidup seperti yang lainnya tanpa berpikir besok saya akan makan apa. Parahnya lagi tadi ada anak kecil yang saya tanyai "adek sekolah dimana?" dengan polos dan gamblangnya dia ngomong "sekolah? boro-boro makan besok aja ga tau bisa apa ga malah mikirin sekolah, ga mungkin bisa". sepesimis inikah mereka? batin saya.
Sepanjang perjalanan pulang banyak sekali kata yang berputar acak di otak saya.
"saya sekali mengangkat telfon, apa yang saya minta dapat, lalu mereka? harus bekerja dan modal mereka hanya belas kasihan"
"saya kadang malas ke kampus hanya karena dosen ini membosankan, lalu mereka? berseragam rapih layaknya anak pada umumnya saja mungkin hanya ada di dalam imajinasi mereka"
"saya kadang marah kalau papa tidak mengangkat telfon saya, padahal papa lagi kerja, sedangkan mereka? orang tuanya bisa pulang dengan selamat sampai dirumah saja sudah syukur"
Ini hidup. Dan cerita seperti ini akan terus ada sampai entah kapan waktu yang tak di tentukan dan tak seorangpun yang tau.
Kalau sudah begini mau menyalahkan siapa? pemerintah lagi? bukan, mereka yang mengambil hak-hak rakyat yang harus disalahkan. Seharusnya para tikus-tikus kantor ini yang dibunuh mati biar keluarga mereka merasakan sakitnya ditinggal pergi salah satu anggota keluarganya hanya karena tak bisa makan dan minum. Semua sudah ada dituliskan di Undang-undang dan sudah jelas, uang dan segala tetek-bengeknya sudah ada di APBN hanya saja uang selalu menggelapkan mata.
Dan hari ini saya belajar lagi bahwa "memberi dari kekuranganmu hari ini maka Tuhan akan menambahkan lebih dari apa yang kau perlukan"
Senin, 11 Mei 2015
#2 Sampai aku menebak rasa yang abstrak ini?
Tak perlu berpikir yang berat, cukup engkau mengerti bahwa setiap manusia terlahir punya perasaan.
Aku tak meminta yang rumit kan? tak membuatmu lelah atau marah. Karena yang ku inginkan hanyalah engkau untuk mengerti agar aku bisa berhenti menebak rasa yang kau gambar abstrak.
Terlalu abstrak semua ini. Dan sekali lagi, aku terlalu pandai untuk bermain topeng. Aku berhasil membuat keadaan seolah aku baik-baik saja, dan tak pernah terjadi apa-apa tapi sejujurnya di balik semua ini aku menyimpan satu harap agar bisa dimengerti bukan hanya untuk terus mengerti.
Atau mungkin aku salah, mereka semua tau bahwa sebenarnya kebahagiaan yang aku hadirkan hanyalah palsu, sekedar menutup kenyataan pahit bahwa sebenarnya aku selalu bersedih karena terus di pojokkan. Oh Tuhan, aku salah melangkahkah atau aku lagi-lagi salah untuk memilih? Hm, aku wanita yang ingin sekali di perlakukan layaknya ratu. Impianku seperti itu, bukan seperti ini yang harus aku jalani. Semua di luar expectasiku. Bahkan jauh dari kata bahagia hidupku yang sekarang.
Aku lelah bermain dengan topeng, aku ingin seperti yang lain tertawa dengan lepasnya. Tak ada beban yang mereka simpan untuk diri mereka sendiri. Hanya bahagia, bahagia dan bahagia. Atau mereka lebih ahli bermain topeng daripada aku, mungkin iya.
Aku ingin merasakan dalam hidupku, kembali merasakan yang namanya dihargai. Memang benar cinta itu givenya dibanyakan, bukan take and give. Aku memaknainya sebagai "oh berarti banyak memberi lebih baik agar jika waktu kita telah selesai dengan dia berarti tak ada sesuatu yang tertinggal lagi, karena selama ini aku hanya memberi dan aku tak pernah meminta".
Hm.. Sempat terlintas untuk segera pergi dari hati ini karena terlalu pengap. Aku membutuhkan tempat yang lain untuk bernafas, tapi lagi-lagi sebuah suara jauh di hati ini berkata "cuma sampai segini yang bisa kamu lakukan untuk dia?". Jika aku harus menggunakan logika, iya aku capek. Teramat sangat capek. Aku menyerah dan hanya bisa terduduk lesu. Semuanya rasanya sia-sia, seolah-olah hanya aku yang bekerja. Kita itu sepasang, punya dua pasang tangan dan dua pasang kaki tapi rasanya hanya ada kaki kecilku yang menggendongmu. Kamu tertidur dengan pulas, angin bahagia yang palsu itu membuatmu terbawa dalam mimpi. Kamu terlihat manis saat tertidur, sangat manis. Aku hanya ingin melihatmu begini, jangan lagi engkau bangun teruslah tertidur. Setidaknya aku bisa membuka topeng dan aku bisa meregangkan otot-ototku.
Bahagiakah kamu?
Senang jika melihatmu terus tersenyum. Aku berharap akan ada satu masa dimana kamu akan sadar bahwa cinta tak segampang yang kamu pikirkan. Kamu perlu banyak belajar, bukan hanya di satu hati lalu kamu bangun mindset bahwa semuanya sama saja. Kamu perlu berkunjung ke beberapa hati dan kamu akan tau bagaimana jadinya aku. Aku yang selalu mengalah untukmu, aku yang sepantasnya disanjung bukan menjadi pelampiasan semua diam tanpa alasanmu. Aku yang harusnya duduk manis dan mendapatkan kecupan selamat pagi dan pelukan hangat di malam hari bukannya aku yang selalu membuat hidupmu terasa indah. Aku bukannya pamrih hanya saja aku ingin kau mengerti bahwa kamu mencintai manusia bukan robot yang kamu coret-coret di kertas dengan pensilmu, lalu dengan sesukamu kamu bisa melakukan apa saja untuk dia.
Semoga kamu mengerti bahwa aku terlalu capek menebak rasa. Karena aku bukan pembaca pikiran, aku hanya seorang wanita yang sedang berharap akan ada keajaiban di akhir cerita
Jumat, 08 Mei 2015
#1 Tentang Senja
Terpikat dengan cerita yang menghiasi dunia,
Mengalir menghiasi sebuah cerita yang ingin ku mengerti,
Tentang sebuah cerita yang menceritakan tentang senja,
Semua berjalan apa adanya.
Ku tatap senja itu lebih dalam,
Penuh dengan keraguan berselimutkan kesedihan,
Ingin ku hapus keraguan itu dengan harapan,
Bolehkah ku ganti kesedihan itu dengan kebahagiaan?
Namun disinipun aku menyimpan keraguaan yang mendalam.
Keraguaan yang belum mengenai penuh akan senja,
Ingin ku pertegas perasaan ini,
Namun aku selalu terjatuh ketika aku hendak menangkapmu,
Tak tersirat satu perasaan pun untuk menyakitimu.
Bahkan tak tersirat satu keinginanku untuk membuatmu sedih,
Andai dirimu tau tentang perasaan ini,
Namun yang terlihat hanyalah keegoan,
Keraguaanku semakin terasa saat harus mengenggammu.
Senja itu mulai masuk ke peraduan,
Ku biarkan diriku tenggelam bersama hilangnya senja,
Menyisakan bekas yang indah namun hanya sesaat,
Habis semua ini hanyalah gelap yang dapat dinikmati.
Senja itu sakit,
Senja itu sedih,
Senja itu marah,
Senja itu kecewa,
Senja itu rindu,
Senja itu cinta,
Tapi malam yang menyimpan semuanya,
Karena aku tau satu hal bahwa aku adalah mimpi burukmu.
Mengalir menghiasi sebuah cerita yang ingin ku mengerti,
Tentang sebuah cerita yang menceritakan tentang senja,
Semua berjalan apa adanya.
Ku tatap senja itu lebih dalam,
Penuh dengan keraguan berselimutkan kesedihan,
Ingin ku hapus keraguan itu dengan harapan,
Bolehkah ku ganti kesedihan itu dengan kebahagiaan?
Namun disinipun aku menyimpan keraguaan yang mendalam.
Keraguaan yang belum mengenai penuh akan senja,
Ingin ku pertegas perasaan ini,
Namun aku selalu terjatuh ketika aku hendak menangkapmu,
Tak tersirat satu perasaan pun untuk menyakitimu.
Bahkan tak tersirat satu keinginanku untuk membuatmu sedih,
Andai dirimu tau tentang perasaan ini,
Namun yang terlihat hanyalah keegoan,
Keraguaanku semakin terasa saat harus mengenggammu.
Senja itu mulai masuk ke peraduan,
Ku biarkan diriku tenggelam bersama hilangnya senja,
Menyisakan bekas yang indah namun hanya sesaat,
Habis semua ini hanyalah gelap yang dapat dinikmati.
Senja itu sakit,
Senja itu sedih,
Senja itu marah,
Senja itu kecewa,
Senja itu rindu,
Senja itu cinta,
Tapi malam yang menyimpan semuanya,
Karena aku tau satu hal bahwa aku adalah mimpi burukmu.
Surat untuk kamu yang semalam dalam mimpi
Hallo kamu, apa kabar? sudah lama ternyata kita tak lagi duduk bercengkrama panjang lebar membicarakan banyak hal. Aku rindu. Pagi ini aku bangun, aku mencium wangi parfummu. Apa itu hanya karena semalam tadi kita bertemu dalam mimpi? mungkin.
Haruskah hari ini menjadi hari burukku, karena aku memikirkan sesuatu yang tak boleh untukku pikirkkan. Rasa menyesal itu masih ada di sini, dihatiku. Tapi ku tutup rapat semuanya, aku berpura-pura dan mungkin actingku berhasil atau topeng yang kugunakan untuk menyimpan itu semua memang sangatlah bagus. Iya, saya menyesal membiarkanmu pergi dari hati ini. Sejujurnya tidak, saya tidak melakukannya sungguh-sungguh, karena kamu masih ada di sebagian kecil bagian hati yang ku sebut "tempat terindah".
Dan lagi-lagi saya bohong, saya bohong bahwa saya tak pernah memikirkanmu, buktinya sepanjang hari ini saya memikirkanmu. Oh Tuhan, maafkan aku ini semua karena mimpi itu. Aku membayangkan tiap detail kebersamaan kita. Awal bertemu. Senyum dan tawa pertama kita. Obrolan ringan yang sebenarnya tak penting. Tidak ada keburukan yang aku ceritakan disini.
Awal tahun kemarin saya berusaha untuk move on, tekad saya begitu. Karena memang tak bisa lagi. Karena sejujurnya saya terlalu sering memakai topeng ini dan rasa ini terlalu tersimpan lama. Aku sengaja membangun tembok diantara kita. Aku sengaja untuk tidak ada lagi hubungan denganmu. Tapi terlalu susah, karena kamu selalu ada. Sudahlah aku takan lagi berharap untuk sesuatu yang tak pernah mungkin terjadi. Kabar terakhir ini, kamu sudah dekat dengan orang lain. Baguslah, aku senang dan turut bahagia. Bukankah itu baik? iya, sekarang kamu tak lagi sendiri, setidaknya kamu sudah punya kesibukan dan ada yang menganggu pikiranmu, membuatmu khawatir dan marah hanya karena dia terlambat makan. Betapa saya merindukan mata shaydu penuh perhatian itu. Suara lembut ketika mengangkat telfon. Belaian tangan kasar tapi membuat nyaman. Pelukan hangat dan satu kecupan di dahi saat harus berpisah seusai berjalan, bukan aku yang memintanya tapi kamu sendiri yang melakukannya.
Langit siang ini begitu biru, ku pejamkan mataku dan berkata pelan-pelan mengeja kalimat "aku kangen kamu" berharap angin akan membawanya sampai ke telingamu lalu kamu merasakan betapa rindunya aku akan dirimu. Ini rindu yang serius. Aku rindu setiap inch dari dirimu. Aku rindu melihat sinar matamu. Aku rindu suara beratmu. Aku rindu kerutan di dahimu. Aku rindu semua kebaikan yang pernah kita lalui. Aku rindu berbagi cerita denganmu. Aku rindu pada cerita sepasang anak kecil yang tersenyum dengan tulus. Kamu ingat semua itu? dan akhirnya aku senang kita berada di posisi ini. cukup begini saja. Entah sampai kapan aku akan tetap berpura-pura, semoga saja ini hanya karena aku terbawa oleh mimpi indah semalam. Iya, hanya karena itu. Lalu sejauh ini tak ada yang buruk lagi tentangmu. Kamu adalah pria yang membuatku jatuh cinta sejatuh-jatuhnya. Ini surat cinta untuk kamu. Entah kamu membacanya atau tidak. Tapi ada satu hal yang membuat saya tidak berhenti untuk menulis: karena aku sayang kamu. Sampai kapan akan terus begini? ya sudahlah biarkan saja ia mengalir. Ini hanya perasaan sesaat, aku yakin itu. Karena kita sudah punya jalan masing-masing. Hanya saja bedanya, jalanmu penuh dengan bunga dan harum, penuh dengan musik yang indah mungkin ada sedikit berbatu tapi tak sampai menusuk ke kakimu karena itu hanya batu kerikil bukan batu karang. Hm, sebentar ada sesuatu yang ingin ku ucapkan padamu, terima kasih untuk semua kebaikanmu, terima kasih untuk selalu ada untuk saya sepanjang tahun-tahun kemarin, salam rindu :)
Aku tak menemukan gambar anak itu. Tapi seingatku kamu sangat sayang anak kecil dan pernah mengirim gambar ini :) Hallo Mr. White T-shirt
Haruskah hari ini menjadi hari burukku, karena aku memikirkan sesuatu yang tak boleh untukku pikirkkan. Rasa menyesal itu masih ada di sini, dihatiku. Tapi ku tutup rapat semuanya, aku berpura-pura dan mungkin actingku berhasil atau topeng yang kugunakan untuk menyimpan itu semua memang sangatlah bagus. Iya, saya menyesal membiarkanmu pergi dari hati ini. Sejujurnya tidak, saya tidak melakukannya sungguh-sungguh, karena kamu masih ada di sebagian kecil bagian hati yang ku sebut "tempat terindah".
Dan lagi-lagi saya bohong, saya bohong bahwa saya tak pernah memikirkanmu, buktinya sepanjang hari ini saya memikirkanmu. Oh Tuhan, maafkan aku ini semua karena mimpi itu. Aku membayangkan tiap detail kebersamaan kita. Awal bertemu. Senyum dan tawa pertama kita. Obrolan ringan yang sebenarnya tak penting. Tidak ada keburukan yang aku ceritakan disini.
Awal tahun kemarin saya berusaha untuk move on, tekad saya begitu. Karena memang tak bisa lagi. Karena sejujurnya saya terlalu sering memakai topeng ini dan rasa ini terlalu tersimpan lama. Aku sengaja membangun tembok diantara kita. Aku sengaja untuk tidak ada lagi hubungan denganmu. Tapi terlalu susah, karena kamu selalu ada. Sudahlah aku takan lagi berharap untuk sesuatu yang tak pernah mungkin terjadi. Kabar terakhir ini, kamu sudah dekat dengan orang lain. Baguslah, aku senang dan turut bahagia. Bukankah itu baik? iya, sekarang kamu tak lagi sendiri, setidaknya kamu sudah punya kesibukan dan ada yang menganggu pikiranmu, membuatmu khawatir dan marah hanya karena dia terlambat makan. Betapa saya merindukan mata shaydu penuh perhatian itu. Suara lembut ketika mengangkat telfon. Belaian tangan kasar tapi membuat nyaman. Pelukan hangat dan satu kecupan di dahi saat harus berpisah seusai berjalan, bukan aku yang memintanya tapi kamu sendiri yang melakukannya.
Langit siang ini begitu biru, ku pejamkan mataku dan berkata pelan-pelan mengeja kalimat "aku kangen kamu" berharap angin akan membawanya sampai ke telingamu lalu kamu merasakan betapa rindunya aku akan dirimu. Ini rindu yang serius. Aku rindu setiap inch dari dirimu. Aku rindu melihat sinar matamu. Aku rindu suara beratmu. Aku rindu kerutan di dahimu. Aku rindu semua kebaikan yang pernah kita lalui. Aku rindu berbagi cerita denganmu. Aku rindu pada cerita sepasang anak kecil yang tersenyum dengan tulus. Kamu ingat semua itu? dan akhirnya aku senang kita berada di posisi ini. cukup begini saja. Entah sampai kapan aku akan tetap berpura-pura, semoga saja ini hanya karena aku terbawa oleh mimpi indah semalam. Iya, hanya karena itu. Lalu sejauh ini tak ada yang buruk lagi tentangmu. Kamu adalah pria yang membuatku jatuh cinta sejatuh-jatuhnya. Ini surat cinta untuk kamu. Entah kamu membacanya atau tidak. Tapi ada satu hal yang membuat saya tidak berhenti untuk menulis: karena aku sayang kamu. Sampai kapan akan terus begini? ya sudahlah biarkan saja ia mengalir. Ini hanya perasaan sesaat, aku yakin itu. Karena kita sudah punya jalan masing-masing. Hanya saja bedanya, jalanmu penuh dengan bunga dan harum, penuh dengan musik yang indah mungkin ada sedikit berbatu tapi tak sampai menusuk ke kakimu karena itu hanya batu kerikil bukan batu karang. Hm, sebentar ada sesuatu yang ingin ku ucapkan padamu, terima kasih untuk semua kebaikanmu, terima kasih untuk selalu ada untuk saya sepanjang tahun-tahun kemarin, salam rindu :)
Aku tak menemukan gambar anak itu. Tapi seingatku kamu sangat sayang anak kecil dan pernah mengirim gambar ini :) Hallo Mr. White T-shirt
Selasa, 05 Mei 2015
Haruskah Aku Menyebutnya "2015 Ini Adalah Skenario Cinta dari Tuhan"?
Haruskah aku berhenti di satu titik dimana aku harus memutuskan sebuah keputusan yang akan merubah hidupku kelak atau kubiarkan saja mengalir dan aku menikmati betapa sejuknya air ini. Semurni air ini, aku rasakan bahwa ini tulus, tulus tanpa ada pamrih.
Ah, mungkin aku terlalu cepat tergoda dengan semua hal ini, karena ini terlalu indah. Sampai aku menulis ini pun aku masih tetap tersenyum dan sepertinya playlist laguku pas "just the way you are"
I'd never ask you to change
If perfect's what you're searching for
Then just stay the same
So don't even bother asking if you look okay
You know I'll say
When I see your face
There's not a thing that I would change
'Cause you're amazing
Just the way you are
And when you smile
The whole world stops and stares for a while
'Cause, girl, you're amazing
Just the way you are
Just the way you are. Just the way you are. Just the way you are. Yeah, Just the way you are.
Rasanya baru kemarin kamu mengatakan cinta padaku, ternyata sudah hampir dua tahun kita sama-sama berbagi suka dan duka.
Rasanya baru kemarin kita bertemu, bercanda dan tertawa, ternyata sekarang kita sama seperti yang lain, jatuh cinta untuk kesekian kalinya pada orang yang sama. Ya, aku jatuh cinta untuk kesekian kalinya untuk orang yang sama. Memang benar kadang logika itu tidak bisa mengartikan cinta, bagai minyak dan air itulah cinta dan logika, tak pernah bisa menyatu.
Kenapa harus dengan dia, kenapa bukan yang kemarin atau kenapa tak sabar menunggu saja pasti akan dikasih sama Tuhan yang lebih. Entahlah, terlalu susah untuk menjawab itu semua.
Semakin larut, sebentar lagi aku akan menjemput mentari.
Aku selipkan sepotong surat untuk Tuhan buat malam ini, aku ingin berdoa lagi malam ini. Ya, untuk kedua kalinya. Ah, aku terlalu banyak berdoa! tapi bukankah katanya semakin banyak kita berdoa kepada Tuhan maka semakin cepat Tuhan mengabulkan doa kita. Hahahaha tawaku kecil membaca kalimat yang barusan ku tulis. Tidak, bukan seperti itu hal seperti itu mungkin akan diucapkan oleh anak sekolah minggu jenjang anak kecil yang masih sangat polos, kalau di zamanku dulu hahaha.
Perancangan terbaik yang sudah kita dan aku titipkan
pada Tuhan.
Tentang secarik kertas dengan sejuta kata dan
tulisan tertera.
Tahun, Hari, Tanggal dan waktu dimana semuanya
tentang pencapaian kita, aku dan kamu yang akan Tuhan “Amin”kan pada
waktunya.
Apa lagi yang kurang setelah semua naskah dan narasi
sudah kita bacakan?
Iyaa, kita
lupa, sebaik-baiknya perancangan indah yang kita lakukan tetap Tuhan yang
mengabulkannya.
Tentang hidup, maut, rezeki dan semua yang begitu
indah terlukiskan.
Sebaik sematang apapun cerita dan naskahnya.
Aku memohon Tuhan meng-aminkan-nya.
Iya, sekarang yang bisa kita lakukakan di waktu yang
tak secepat membalikkan telapak tangan ini adalah berjuang, berdoa dan berusaha.
Berjuang berusaha tentang sebuah kehidupan kecil di
masa yang akan datang.
Yang aku mohon ia akan selalu bahagia.
Jaga, jaga hatiku yang sudah kau ambil jauh.
Percaya rasa dan semua yang sudah kau terima dengan
ikhlasmu yang ku tau itu cinta.
Berdoa, jangan takut. Kamu, iyaa kamu, masih ada di
urutan ketiga setelah dua malaikatku, rezeki dan tentang kamu sayangku.
Berusaha, apapun yang sedang sama-sama kau dan aku
lakukan.
Jika kebaikan dalam hati yang kita tanamkan, aku
yakin Tuhan akan memberi jalan.
Berserah, apapun itu, aku mohon tetap kamu.
Jika bukan kamu, tetap digantikan oleh kamu.
Berserah pada Tuhan jika semua sudah kita
perjuangkan.
Tuhan itu adil, segala yang ada di bumi ini adalah ciptaan Tangannya, Ia tau sampai ke kedalaman hati.
Dia tau apapun yang sudah kita rancangkan.
Kamu dan sebuah mimpi kecil yang terakhir kita
rencanakan.
Iya karena sebelumnya aku dan kamu pun pernah
merancang keindahan.
Dengan orang lain yang tak disetujui Tuhan.
Dan sekarang aku yakin, Tuhan menemukan aku dan
kamu.
Untuk membuat rancangan terakhir yang segera kita
wujudkan.
Dan aku ingin Tuhan meng-amin-kannya.
Amin Tuhan.
Selasa, 14 April 2015
Antara Melepaskan dan Bertahan
Bukan suatu hal yang mudah memang
jika berada di titik tengah dalam suatu keadaan. Resiko yang akan kita dapatkan
dan konsekuensinya pun harus kita pikirkan secara panjang. Namun beberapa
pemikiran justru harus berbanding terbalik dengan keadaan. Apalagi jika
melepaskan dan bertahan dalam suatu keadaan cinta. Iyaa, cinta dan suatu
hubungan keikhlasan antara melepaskan atau bertahan dengan segala konsekuensi
kesakitan.
Tidak ada hal yang mudah bisa dan gampang kita dapatkan untuk bertahan. Semuanya mungkin butuh proses dan semuanya harus melalui tahapan ujian dan perlakuan yang sepantasnya. Di tempat ini ada hal yang harus benar-benar kita mengerti dan di mengerti satu sama lain. Keegoisan dan ketidak tulusan akan menjadi boomerang yang paling hebat ketika salah satu sudah tidak mengerti dan tidak peduli.
Kesanggupan melepaskan mungkin tidak semudah ucapan bibir yang hanya mengucap dalam waktu beberapa detik saja. Kesanggupan ini melebihi nilai dan arti di dalamnya. Bagaimana cara melepaskan dengan segala konsekuensi yang telah diciptakan. Meninggalkan dengan segala perhatian dan menggugurkan semua harapan menjadi kenangan dan bayangan. Sanggupkah?? Semestinya sanggup, sebelumnya bukan memang sudah berjalan sendiri-sendiri tanpa ada yang menggenggam dan memperhatikan. Tidak sanggup!! Iya karena kemauan belum cukup pekat untuk mengerti dan memahami. Mereka masih sibuk mencari arti dan menjelaskan pada diri sendiri bahwa ini hanya sementara dan pasti mampu untuk melewatinya. Apa bisa??
Melepaskan, tersiksa memang dalam beberapa waktu merasakan kehilangan perhatian dan segala yang dia berikan. Janji cerita dan semua yang akan menjadi nyata dalam sebuah dekapan. Melupakan dan meninggalkan, iya melepaskan. Tapi jika tidak sanggup untuk melepaskan, apakah harus bertahan??
Bertahan dengan puluhan atau ratusan konsekuensi yang harus diterima. Iya puluhan alasan kita untuk diam, untuk tetap bersembunyi dan meredam seluruh amarah ketika semuanya harus ditampakan. Bertahan, ketika semuanya tidak ada kepastian, entah dan sampai kapan?? Merelakan hati terus meratap dan merelakan keadaan yang menyiksa hati. Itu juga tidak semudah mempertahankan pasir diatas genggaman. Ketika erat dan kuat kita genggam tidak akan pernah pudar dan lepas dari tangan kita.
Melepaskan yang membutuhkan waktu,
atau bertahan yang memakan waktu??
Melepaskan yang mengikhlaskan, atau
bertahan yang menyakitkan??
Melepaskan yang memnimbulkan
seluruh kesakitan atau bertahan yang mempertahankan kesakitan??
Melepaskan dan harus berjuang
menekan hati dengan segala kerinduan dan kebiasaan.
Atau Bertahan dengan
memeperjuangkan kepasrahan dan kesakitan yang akan diterima.
Aku pernah bertanya pada seorang sahabat :
“Bagaimana solusimu ketika aku terlalu lelah untuk bertahan
tetapi terlalu cinta untuk melepaskan?”
Dia menjawab, “Cinta adalah kuatmu untuk bertahan, tetapi
lepaskanlah jika kuatmu tidak dihargai.”
Aku pernah bertanya pada mama apa arti pengorbanan :
“Pengorbanan itu ketika kamu mampu melihat dia tersenyum
walaupun tawanya bukan denganmu. Tapi kamu membantu proses dibelakang dia
tersenyum.”
Aku pernah bertanya pada ayah apa arti bertahan :
“Bertahan adalah keadaan dimana semua yang kita korbankan kadang
berbanding dengan apa yang kita dapatkan. Tapi kita mampu menerjang karang dan
berdiri tegak menghadang.”
Aku pernah bertanya padamu apa arti melepaskan :
“Membiarkan hati memiliki penghuni, bukan orang yang hanya
menyakiti. Merelakan pergi walau tak pernah meminta tetap tinggal disini. Dan membiarkan
hati baru memiliki penghuni.”
Apapun keadaan bertahan dan melepaskan. Cinta dan perjuanganmu
lah yang menentukan. Tapi tinggalkan jika hanya memilukan dan upayamu tak
dihargai. Setidaknya kamu sudah berperan mengembalikan yang dia punya pada
tempatnya. Tuhan tak pernah menyalahi janji apda umatnya, kebaikan akan dibalas
kebaikan :”) CINTA bertahan dan melepaskan, penghargaan atau cacian
Senin, 13 April 2015
kita, meja bundar ini, secangkir hot asian dolce latte
Begini, bagaimana jika kita duduk berdua dalam satu meja dan menikmati malam ini dengan secangkir hot asian dolce latte? satu cangkir saja tak usah dua. Perlahan kita menikmati, hanya kita berdua di meja bundar ini saling menatap dan mari kita saling terbuka.
Di meja ini aku akan menceritakan semua mimpi dan harapan yang harus ku wujudkan denganmu.
Harus denganmu, jika bukan denganmu berarti itu bukan mimpi dan harapanku. Entahlah bisa dibilang apa.
Di meja ini aku ingin mendengarkan nasehatmu tentang perilaku dan tata kramaku yang mungkin tak pantas menyandang gelar menjadi wanitamu.
Kita sudah punya waktu berdua, bolehkah kita mulai membicarakan sesuatu yang berdampak besar kedepannya? aku akan mendengarkan dan memahami semua apa yang ingin kamu bicarakan dan kamu katakan kepadaku. katakan saja, jangan sungkan.
Kita sudah semeja, hanya kamu dan aku. Kamu boleh membawaku pada duniamu, dan mengajakku mengitari bulatan cangkir asian dolce latte yang tanpa ujung dan berujung.
Ketika berdua denganku, kamu boleh menjelaskan apa saja. Termasuk hal kecil dan besar yang mungkin sedang kamu tutup di dalam ruang yang bernama hati dan pikiran.
Aku mau kamu juga mendengarkanku, aku tak ingin banyak. Aku hanya mau kamu mendengarkanku seperti ini.
Kamu calon orang pertama yang terpenting di dalam keluarga nanti, aku tak ingin calonku masih terlelap dan belum terbangun dari kata yang mana keinginan, kemauan, dan prioritas tertinggi.
Kamu adalah seseorang yang harus tegas padaku dan pada dunia ketika mereka sedang tak menurut padamu, bahkan malah mempengaruhimu.
Kamu adalah harapan dari sosok anak sulung dalam suatu sistem yang dinamakan keluarga.
Kamu adalah tonggak yang kuukur dengan skala yang ku ciptakan sendiri, maka kamu harus tau dan mau menjaga semua aset yang ada pada dirimu, kesehatanmu.
Kamu adalah sebagianku, jika rapuhmu adalah penyakit. Ku pastikan itu penyakit menular yang sangat amat menular karena aku pasti akan ikut terjangkit penyakit itu.
Kamu adalah air dalam gersangnya musim kemarau sepanjang bulan september. Jika semangatmu menggebu, ku pastikan airnya itu sedang membasahi gersangnya tandus di september kemarau. Segar dan menyenangkan.
Sementara untukku, kamu boleh mengisi titik titik disini lagi. Aku tak banyakkan. Aku sepertinya hanya ingin kamu memahami sekelilingmu saja.
Walaupun aku tau, tentang kerinduan, pertemuan dan sayang yang kadang membuat suatu dinding terkokoh harus tergoyahkan.
Lalu secangkir hot asian dolce latte ini? kenapa tak dua saja, agar kita bisa meminumnya sendiri-sendiri.
Bukan. Bukan maksudku seperti ini.
Lihat secangkir hot asian dolce latte di depan kita, di atas meja dan di hadapan dua pasang bola mata milik kita.
Itu hanya secangkir hot asian dolce latte. Kamu meminumnya, selanjutnya aku. Rasanya sama bukan? Jika kamu merasakan pahit, aku juga akan merasakannya. Jika kamu merasakan manis, aku juga turut merasakannya. Jika kamu merasakan hangat yang menjalar ke dada, aku juga merasakannya.
Apapun yang kamu rasakan, aku harus merasakannya.
Jatuh, sakit, perjuangan, kegagalan, bangkit, cinta, sayang, bosan, rapuh dan semangat tentang kata yang dinamakan "kesuksesan".
Kita berjalan bersama, memperjuangkan cerita tentang naskah yang dinamakan "masa depan".
Bukankah takdir ada yang masih bisa diubah?, dan aku ingin kita membuat naskah takdir kita berdua. Tentang memperjuangkan dan diperjuangkan. Saling melengkapi, saling mengisi, saling memahami, saling menguatkan dan saling mendoakan.
Jadi apa kamu sudah bisa mengerti, kenapa aku ingin kamu duduk satu meja denganku bersama secangkir hot asian dolce latte?
Agar kita bisa merasakan perjuangan menikmati hot asian dolce latte.
Dari pembuatannya, panas dan menunggunya menjadi hangat, ditiup dengan tangan yang menggenggam cangkir. Meminum, lalu melihat cangkir kosong yang telah kita nikmati berdua. Sama rasa dan selamanya.
Di meja ini aku akan menceritakan semua mimpi dan harapan yang harus ku wujudkan denganmu.
Harus denganmu, jika bukan denganmu berarti itu bukan mimpi dan harapanku. Entahlah bisa dibilang apa.
Di meja ini aku ingin mendengarkan nasehatmu tentang perilaku dan tata kramaku yang mungkin tak pantas menyandang gelar menjadi wanitamu.
Kita sudah punya waktu berdua, bolehkah kita mulai membicarakan sesuatu yang berdampak besar kedepannya? aku akan mendengarkan dan memahami semua apa yang ingin kamu bicarakan dan kamu katakan kepadaku. katakan saja, jangan sungkan.
Kita sudah semeja, hanya kamu dan aku. Kamu boleh membawaku pada duniamu, dan mengajakku mengitari bulatan cangkir asian dolce latte yang tanpa ujung dan berujung.
Ketika berdua denganku, kamu boleh menjelaskan apa saja. Termasuk hal kecil dan besar yang mungkin sedang kamu tutup di dalam ruang yang bernama hati dan pikiran.
Aku mau kamu juga mendengarkanku, aku tak ingin banyak. Aku hanya mau kamu mendengarkanku seperti ini.
Kamu calon orang pertama yang terpenting di dalam keluarga nanti, aku tak ingin calonku masih terlelap dan belum terbangun dari kata yang mana keinginan, kemauan, dan prioritas tertinggi.
Kamu adalah seseorang yang harus tegas padaku dan pada dunia ketika mereka sedang tak menurut padamu, bahkan malah mempengaruhimu.
Kamu adalah harapan dari sosok anak sulung dalam suatu sistem yang dinamakan keluarga.
Kamu adalah tonggak yang kuukur dengan skala yang ku ciptakan sendiri, maka kamu harus tau dan mau menjaga semua aset yang ada pada dirimu, kesehatanmu.
Kamu adalah sebagianku, jika rapuhmu adalah penyakit. Ku pastikan itu penyakit menular yang sangat amat menular karena aku pasti akan ikut terjangkit penyakit itu.
Kamu adalah air dalam gersangnya musim kemarau sepanjang bulan september. Jika semangatmu menggebu, ku pastikan airnya itu sedang membasahi gersangnya tandus di september kemarau. Segar dan menyenangkan.
Sementara untukku, kamu boleh mengisi titik titik disini lagi. Aku tak banyakkan. Aku sepertinya hanya ingin kamu memahami sekelilingmu saja.
Walaupun aku tau, tentang kerinduan, pertemuan dan sayang yang kadang membuat suatu dinding terkokoh harus tergoyahkan.
Lalu secangkir hot asian dolce latte ini? kenapa tak dua saja, agar kita bisa meminumnya sendiri-sendiri.
Bukan. Bukan maksudku seperti ini.
Lihat secangkir hot asian dolce latte di depan kita, di atas meja dan di hadapan dua pasang bola mata milik kita.
Itu hanya secangkir hot asian dolce latte. Kamu meminumnya, selanjutnya aku. Rasanya sama bukan? Jika kamu merasakan pahit, aku juga akan merasakannya. Jika kamu merasakan manis, aku juga turut merasakannya. Jika kamu merasakan hangat yang menjalar ke dada, aku juga merasakannya.
Apapun yang kamu rasakan, aku harus merasakannya.
Jatuh, sakit, perjuangan, kegagalan, bangkit, cinta, sayang, bosan, rapuh dan semangat tentang kata yang dinamakan "kesuksesan".
Kita berjalan bersama, memperjuangkan cerita tentang naskah yang dinamakan "masa depan".
Bukankah takdir ada yang masih bisa diubah?, dan aku ingin kita membuat naskah takdir kita berdua. Tentang memperjuangkan dan diperjuangkan. Saling melengkapi, saling mengisi, saling memahami, saling menguatkan dan saling mendoakan.
Jadi apa kamu sudah bisa mengerti, kenapa aku ingin kamu duduk satu meja denganku bersama secangkir hot asian dolce latte?
Agar kita bisa merasakan perjuangan menikmati hot asian dolce latte.
Dari pembuatannya, panas dan menunggunya menjadi hangat, ditiup dengan tangan yang menggenggam cangkir. Meminum, lalu melihat cangkir kosong yang telah kita nikmati berdua. Sama rasa dan selamanya.
Rabu, 21 Januari 2015
Introvert, tapi Sayang.
"Pacarmu introvert? baca ini"Ya kira-kira begitu kalimat di depan buku anak psikolog ini. hahaha
Orang dengan introvert memang unik dengan kecenderungannya untuk menjauh dari keramaian, mencari kedalaman dalam hidupnya sendiri. Namun mereka melakukan itu bukan untuk mendapat label "introvert", mereka melakukan itu karena mereka temukan kenyamanan saat tidak harus berinteraksi dengan manusia lain. Unik? mungkin. Namun orang unik seperti introvert bukanlah manusia yang rumit untuk dikagumi, cintai atau bahkan kamu jadikan pacar. Selama kamu memahami prinsip mereka ini, hubungan kamu bisa berjalan ke arah yang benar - kalimat awal pada halaman awal buku itu, kira-kira seperti itu singkatnya.
Saya menemukan beberapa fakta yang lumayan lucu dalam membaca buku ini. hahaha
Let's do it!!
Orang introvert menikmati ketenangan saat sendirian
Peraturan pertama yang harus selalu diingat adalah menerima bahwa orang introvert menikmati kesendiriannya. Waktu menyendiri adalah kesempatannya untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran. Saat sendirian itu digunakannya untuk melakukan kebiasaan yang memang dia senangi.
Pada hakikatnya semua orang butuh waktu untuk menyendiri, tak terkecuali orang ekstrovert. Tapi para introvert benar-benar menikmati kesendirannya di tempat yang tenang dan dalam waktu yang lama. Simplenya, berikan ruang untuk mengakrabi kesendirannya. Dia tak akan lari, tapi justru makin menghargaimu yang mau merentangkan jarak agar dia bisa bernafas lega.
Jeng-jeng. Saya adalah seorang ambivert dan dia adalah introvert. Sulit untuk dipahami bahwa hidup ini penuh dengan warna. Kamu tidak akan pernah menemukan orang yang akan selalu sama warna hidupnya dengan kamu.
Lalu? lalu mari belajar menghargai dan memahami. Ibaratnya kamu sedang berada didalam sebuah perahu yang sedang di dayung menuju suatu tempat, di dalam perahu itu ada dua dayung satu punyamu dan satu punya dia terkadang perahu itu didayung ke arah yang sama tapi terkadang juga dia akan didayung kearah yang berlawanan. Kamu hanya perlu berbicara, yap. Kamu hanya perlu terbuka. katakan semua yang akan kamu katakan, rasakan. Biarkan dia tau dan teruslah mendayung.
Ketika berhadapan dengan orang banyak introvert bisa kewalahan
Bukannya tidak suka berada bersama denganmu atau teman-temanmu, tapi orang introvert tidak terlalu menikmati berlama-lama dalam kerumunan. Dia mungkin saja tetap datang ke acaramu, tapi jangan harap dia mau bertahan lama hingga acara berakhir. Dia mungkin bisa bertahan ditengah konser, pasar atau di kerumunan lain. Namun butuh usaha ekstra keras untuk tetap fokus pada tujuannya. Serta mengesampingkan fakta bahwa dia merasa ingin cepat pergi dari sana.
Maka, pahamilah kebiasaan unik pasangan introvert-mu yang selalu merasa kewalahan saat berada dalam kerumunan. Cobalah lebih perhatian. Kalau kemarin sudah mengajaknya ke kosner musik ada baiknya hari ini kamu mengajaknya kencan ke tempat yang lebih sepi dan privat. Cafe mungil atau sekedar makan malam berdua bisa jadi pilihan yang cocok untuknya
Mungkin saya mengenal dia terlambat, saat dia sudah berhasil berbaur dengan orang lain jadi saya tidak terlalu susah untuk mengajaknya kemana-mana, sejauh ini belum pernah saya mengajaknya ke acara yang lain selain ke ulang tahun teman and so far so good. Jika diperkenankan untuk berlanjut, maka mungkin kami akan belajar saling memahami setiap mili diri masing-masing. Saya juga terkadang kewalahan jika terlalu ramai, tapi jika saya bersama keluarga saya tak pernah saya merasakan hal-hal itu. Saya harap kamu bisa berbaur dengan mereka juga, membuat mereka seperti bagian dari dirimu.
Jangan salah kaprah, dia juga bisa berteman dan menyukai orang lain
menjadi introvert bukan berarti otomatis dia menjadi orang yang anti-sosial. Dia tetap bisa suka sama orang lain, malah tidak menutup kemungkinan untuk berteman baik. Dengan catatan, kamu harus bersabar. Karena biasanya butuh waktu lama agar dia bisa menjadi akrab dengan orang lain. Walaupun dia tidak kelihatan semangat saat bertemu denganmu, sebenarnya bisa saja dia lebih penasasran untuk mengenalmu lebih dekat. Sana seperti manusia lain, orang introvert juga bisa merasakan perasaan suka, hanya saja dia tidak pernah mengekspresikan perasaannya.
saya mengenal dia sudah terlambat, untuk kedua kalinya saya mengulang kalimat ini. Memang dia orang yang sulit mengungkapkan perasaannya dan sebenarnya orang introvert lebih susah untuk ditebak daripada menebak perasaan dan apa maunya seorang wanita. Tapi dibalik itu dia juga mempunyai kegengsian yang sangat tinggi, yasudah katakan selamat saja buat saya menebak-nebak sendiri. (ki joko bodo alamatnya dimana ya? mau kesana biar diajarin gimana caranya biar bisa baca perasaan orang tanpa menunggu dia bicara, bisa keburu lumutan) becanda hahaha. Solusinya ya jangan pernah malu untuk bertanya dan mengatakan apa yang dirasakan pada dia. Setiap manusia memendam perasaan atau menyembunyikan sesuatu. Lebih tepatnya dia butuh pancingan untuk bercerita (udah kayak ikan aja cint)
Dalam urusan introspeksi diri, orang introvert adalah jagonya
Orang introvert punya level introspeksi diri yang tinggi, ia melihat ke dalam dirinya untuk mencari kedalaman makna hidup. Dalam benaknya dia selalu merefleksikan kembali apa saja yang telah dia lakukan dalam hidup dan kesalahan apa saja yang perlu diperbaiki. Kadang-kadang, orang introvert suka sekali menganalisa hal yang tidak banyak dianalisa oleh orang lain.
Kadang butuh waktu lama untuknya memahami sesuatu, bukan karena dia bego atau apa tapi karena dia mencari kedalaman makna bagi dirinya. Maka, saat dia sedang terjebak dalam kebiasaan overthinking-nya cobalah masuk dan menyederhanakan masalah. Berikan pendapatmu, ungkapkan sudut padanganmu. Jadilah "penjaga logikanya", seseorang selalu siap sedia menjaganya dari pemikiran yang membuatnya tidak jalan kemana-mana.
Terlalu memaksa keadaan karena memang hati terlalu lama dibuat menjadi tawar dan membutuhkan suasana baru, kapan bisa berubah, kenapa susah buat kamu mengerti, percuma saya ngomong bolak-balik diulang terus tapi tetap saja tidak berubah. Kalimat itu selalu saya lontarkan saat merasa bahwa sifatnya membuat saya menjadi orang bego mencintai seseorang yang sebenarnya susah untuk bisa memahami perasaan orang lain. Tapi sebenarnya saya yang terlalu menuntut, padahal saya lupa sebenarnya semua orang akan berubah hanya saja masalah waktu dan maukah saya untuk bersabar. Tapi jika memang cinta itu benar, maka tunjukanlah bahwa memang akan ada sesuatu yang akan saya dapat diujung cerita ini sampai saya akan menutup buku hidup bahwa saya menemukan orang yang benar setidaknya seperti ayah saya, yang mau berubah demi cinta dan sebenarnya untuk dirinya juga kedepannya. Dan jika memang bukan jalanku denganmu setidaknya aku pergi dan meninggalkan satu kesan bahwa hidup bukan hanya untuk diri sendiri, kamu perlu menghargai dia yang rela mencinta sampai terlihat seperti orang bego hanya untukmu.
Teman orang introvert tidak banyak, tapi dia mengenal semuanya dengan baik
Bagi orang introvert, jumlah teman yang dimiliki itu tidak penting. Yang terpenting adalah seberapa baik kamu mengenal temanmu yang sedikit itu. Sedekat apa kamu dengan mereka, sedalam mana pengetahuanmu kamu soal kelebihan dan kekurangan mereka dan kalau perlu sedekat apa kamu dengan keluarganya. Orang intovert sudah bahagia dengan lingkaran pertemanan yang kecil namun erat satu sama lain.
Jadi, jangan pernah menyinggung hatinya dengan mengatakan " kok temanmu itu mulu sih?" atau "hah? gak bosan sama dia lagi?"
Kamu tidak tau sedalam apa hubungan yang sudah ia jalani bersama kawannya itu, walau tidak banyak bisa jadi ikatan perkawanannya lebih baik darimu.
kalau dengan teman baik saja kayak gitu gimana dengan pacarnya? How lucky I'm. Dan terkadang dia akan menjadi seorang yang sangat mengkritik saat ada sesuatu yang agak aneh dengan saya. Perlu takutkah saya jika suatu saat semua yang menjadi mimpi tinggal mimpi? sedikit, hidup ini seperti bola tidak tau kemana ia akan ditendang, akankah goal atau keluar garis.
Karena tidak banyak bicara, sesungguhnya introvert adalah seorang pendengar ulung
Dia tidak banyak bersuara tetapi sesungguhnya tidak cuek, malah seorang introvert adalah pendengar yang baik. Mendengar merupakan salah satu cara untuk mengenal orang lebih baik. Apabila orang intovert benar-benar tertarik dengan kamu, dia tidak akan keberatan untuk mendengarkan kamu berjam-jam. Mungkin itu salsah satu caranya menunjukkan bahwa dia peduli.
Percayalah bahwa di balik sikapnya yang terlihat kurang hangat, sesungguhnya dia peduli padamu. Setiap cerita dan masalah yang kamu ungkapkan akan ia ingat bahkan tak jarang ia bantu agar segera menemui jalan keluar.
Don't judge a book by the cover!
sekali lagi, how lucky I'm. Memang dia tidak seperti orang lain yang akan selalu mengumbar semua yang dia punya, bahkan pacaranya sekalipun tapi dia punya cara sendiri. Dia akan duduk dan mendengarkan sampai cerita saya selesai dan mulai berpikir mencari solusi dan mencoba mendengarkan. Dia adalah teman sharing yang luar biasa walau terkadang harus saya akui dia adalah orang terannoying di dalam dunia yang fana ini. Terima kasih sajalah untuk semuanya, kamu luar biasa yes yes yes!!
Introvert tidak nyaman saat seluruh mata tertuju padanya
Mungkin kamu harus berpikir ulang berkali-kali sebelum meminta seorang introvert untuk memberi sambutan atau tampil disebuah acara. Karena dia tidak nyaman ketika menjadi pusat perhatian. Seperti yang kamu ketahui, dia lebuh senang mendengar dan menyimak apa yang disampaikan orang lain. Bukan berarti dia tidak punya opini dan keberanian buat bersuara namun sering kali dia sulit untuk menerjemahkan pikirannya ke dalam bentuk ucapan bila semau mata mengawasinya.
Di sudut tempatnya menyendiri sebenarnya dia sedang berkontermplasi. Dia tidak butuh jadi pusat perhatian demi bisa menyuarakan sura. Ajak saja dia berbincang ringan kamu pasti bisa mengetahui pendapatnya.
Hahaha ini benar. Tidak lebih dan tidak kurang. Semua yang ada didalam otaknya terkadang adalah solusi bagi sebuah masalah saat kita membahas sesuatu dalam sebuah forum hanya saja untuk mentransfer semua kedalam ucapan itu sangat susah, dan itu adalah sebagian kecil dari alasan untuk saya tertawa karena bisa melihat mukanya yang kelihatan bego, damai bung hahaha.
Jangan samakan seorang intovert dengan seorang pemalu
Karena belum tentu orang introvert adalah seorang pemalu. Dia tidak malu hanya saja dia tidak mau dan memilih untuk berdiri dibelakang menjahui kerumunan. Kalau seorang pemalu terlalu malu untuk mengungkapkan apa yang ia inginkan kepada orang lain, sedangkan seorang introvert tidak punya masalah untuk menyampaikan apa yang ia mau, lalu segera menghilang ketika apa yang dia inginkan sudah didapatkan
Mungkin harus ditambahkan jika saya yang mengarang buku ini, tapi edisinya khusus hanya untuk dia. Orang introvert yang ditambah dengan sifat yang tidak peduli itu gimana ya? ga ngerti gimana tapi sejujurnya saya adalah orang yang akan menjadi pendengar setia bagi semua rentetan cerita, fakta, pernyataan, dll yang akan dikeluarkan dari dirinya. Tapi saya masih menikmati kok bung
Introvert lebih menyukai sabtu malam daripada malam minggu
Kebanyakan introvert tidak memahami ide untuk mengkhususkan sabtu malam untuk keluar bersama orang yang ia sayangi dan menghabiskan waktu di tempat umum. Belum lagi jika harus mengumbar kemesraan dan diperhatikan oleh orang lain. Mungkin ia akan ikut saja ketika kamu mengajaknya untuk keluar malam mingguan, tapi kalau bisa memilih dia pasti lebih memilih diam di rumah dengan tenang bersama orang yang dia kasihi tanpa terdistraksi oleh kerumunan dan pandangan orang lain.
Sesekali boleh saja mengajaknya keluar untuk kencan. Tapi tidak ada salahnya juga kalau di lain kesempatan kamu dan dia tidak perlu keluar di malam minggu. Di rumah saja sudah cukup menyenangkan baginya.
everyday is saturday night for us, so? hahaha berhubung anak rantau maka baru ada uang pada awal bulan biasanya satu minggu atau dua minggu pertama jadinya saat ada uang dan ada niat untuk keluar atau ada keperluan baru akan keluar bersama. Apalagi sama-sama kuliah yang jadwalnya bisa buat badan ngomong saya capek, otak udah nangis, mata udah nyerah pengen keluar sangat jarang untuk menikmati apa itu yang namanya malam mingguan. Sepertinya malam mingguan itu adalah nama latin yang sulit dihafal sehingga terkadang terabaikan oleh otak kami. maaf.
Percayalah, seorang introvert bisa menjadi seorang pacar yang mengagumkan
Sadarilah bahwa tidak ada pacar yang sempurna. Baik itu kamu maupun dia, semua pasangan memiliki kekurangan dan kelebihan. Namun seorang introvert juga memiliki peluang untuk menjadi pacar yang mengagumkan. Fokus dengan yang ia miliki dan merayakannya sebagai kelebihan dapat menghindarkan kalian dari perselisihan yang tidak perlu.
Introvert mencintai hubungan yang jujur dan serius, mungkin dia tidak akan mengekspresikannya secacara gamblang, namun dia selalu berhasil menemukan jalan untuk menunjukkan bahwa dia sayang.
Dan saya mempunyai itu. Yang aneh, yang annoying, yang membuat pusing, yang selalu membuat marah, yang selalu berhasil membuat saya perlahan berubah menjadi wanita hahaha. Terima kasih kamunya aku
"kunci utama untuk menjalani hubungan dengan seorang introvert adalah kesabaran. Dia tidak suka perubahan peraaan yang tiba-tiba. Namun, ketika dia sudah mulai memiliki ketertarikan percayalah dia akan menjadi pasangan yang jujur, setia dan patut untuk dipertahankan. Dia akan menjadi sahabat baikmu dan setiap harinya selalu dipakai untuk introspeksi diri untuk menjadi lebih baik. it's takes time, a lot more time"
Langganan:
Postingan (Atom)