Jumat, 08 Mei 2015

Surat untuk kamu yang semalam dalam mimpi

Hallo kamu, apa kabar? sudah lama ternyata kita tak lagi duduk bercengkrama panjang lebar membicarakan banyak hal. Aku rindu. Pagi ini aku bangun, aku mencium wangi parfummu. Apa itu hanya karena semalam tadi kita bertemu dalam mimpi? mungkin. 
Haruskah hari ini menjadi hari burukku, karena aku memikirkan sesuatu yang tak boleh untukku pikirkkan. Rasa menyesal itu masih ada di sini, dihatiku. Tapi ku tutup rapat semuanya, aku berpura-pura dan mungkin actingku berhasil atau topeng yang kugunakan untuk menyimpan itu semua memang sangatlah bagus. Iya, saya menyesal membiarkanmu pergi dari hati ini. Sejujurnya tidak, saya tidak melakukannya sungguh-sungguh, karena kamu masih ada di sebagian kecil bagian hati yang ku sebut "tempat terindah". 
Dan lagi-lagi saya bohong, saya bohong bahwa saya tak pernah memikirkanmu, buktinya sepanjang hari ini saya memikirkanmu. Oh Tuhan, maafkan aku ini semua karena mimpi itu. Aku membayangkan tiap detail kebersamaan kita. Awal bertemu. Senyum dan tawa pertama kita. Obrolan ringan yang sebenarnya tak penting. Tidak ada keburukan yang aku ceritakan disini. 
Awal tahun kemarin saya berusaha untuk move on, tekad saya begitu. Karena memang tak bisa lagi. Karena sejujurnya saya terlalu sering memakai topeng ini dan rasa ini terlalu tersimpan lama. Aku sengaja membangun tembok diantara kita. Aku sengaja untuk tidak ada lagi hubungan denganmu. Tapi terlalu susah, karena kamu selalu ada. Sudahlah aku takan lagi berharap untuk sesuatu yang tak pernah mungkin terjadi. Kabar terakhir ini, kamu sudah dekat dengan orang lain. Baguslah, aku senang dan turut bahagia. Bukankah itu baik? iya, sekarang kamu tak lagi sendiri, setidaknya kamu sudah punya kesibukan dan ada yang menganggu pikiranmu, membuatmu khawatir dan marah hanya karena dia terlambat makan. Betapa saya merindukan mata shaydu penuh perhatian itu. Suara lembut ketika mengangkat telfon. Belaian tangan kasar tapi membuat nyaman. Pelukan hangat dan satu kecupan di dahi saat harus berpisah seusai berjalan, bukan aku yang memintanya tapi kamu sendiri yang melakukannya. 
Langit siang ini begitu biru, ku pejamkan mataku dan berkata pelan-pelan mengeja kalimat "aku kangen kamu" berharap angin akan membawanya sampai ke telingamu lalu kamu merasakan betapa rindunya aku akan dirimu. Ini rindu yang serius. Aku rindu setiap inch dari dirimu. Aku rindu melihat sinar matamu. Aku rindu suara beratmu. Aku rindu kerutan di dahimu. Aku rindu semua kebaikan yang pernah kita lalui. Aku rindu berbagi cerita denganmu. Aku rindu pada cerita sepasang anak kecil yang tersenyum dengan tulus. Kamu ingat semua itu? dan akhirnya aku senang kita berada di posisi ini. cukup begini saja. Entah sampai kapan aku akan tetap berpura-pura, semoga saja ini hanya karena aku terbawa oleh mimpi indah semalam. Iya, hanya karena itu. Lalu sejauh ini tak ada yang buruk lagi tentangmu. Kamu adalah pria yang membuatku jatuh cinta sejatuh-jatuhnya. Ini surat cinta untuk kamu. Entah kamu membacanya atau tidak. Tapi ada satu hal yang membuat saya tidak berhenti untuk menulis: karena aku sayang kamu. Sampai kapan akan terus begini? ya sudahlah  biarkan saja ia mengalir. Ini hanya perasaan sesaat, aku yakin itu. Karena kita sudah punya jalan masing-masing. Hanya saja bedanya, jalanmu penuh dengan bunga dan harum, penuh dengan musik yang indah mungkin ada sedikit berbatu tapi tak sampai menusuk ke kakimu karena itu hanya batu kerikil bukan batu karang. Hm, sebentar ada sesuatu yang ingin ku ucapkan padamu, terima kasih untuk semua kebaikanmu, terima kasih untuk selalu ada untuk saya sepanjang tahun-tahun kemarin, salam rindu :)



 


Aku tak menemukan gambar anak itu. Tapi seingatku kamu sangat sayang anak kecil dan pernah mengirim gambar ini :) Hallo Mr. White T-shirt

Tidak ada komentar:

Posting Komentar