Begini, bagaimana jika kita duduk berdua dalam satu meja dan menikmati malam ini dengan secangkir hot asian dolce latte? satu cangkir saja tak usah dua. Perlahan kita menikmati, hanya kita berdua di meja bundar ini saling menatap dan mari kita saling terbuka.
Di meja ini aku akan menceritakan semua mimpi dan harapan yang harus ku wujudkan denganmu.
Harus denganmu, jika bukan denganmu berarti itu bukan mimpi dan harapanku. Entahlah bisa dibilang apa.
Di meja ini aku ingin mendengarkan nasehatmu tentang perilaku dan tata kramaku yang mungkin tak pantas menyandang gelar menjadi wanitamu.
Kita sudah punya waktu berdua, bolehkah kita mulai membicarakan sesuatu yang berdampak besar kedepannya? aku akan mendengarkan dan memahami semua apa yang ingin kamu bicarakan dan kamu katakan kepadaku. katakan saja, jangan sungkan.
Kita sudah semeja, hanya kamu dan aku. Kamu boleh membawaku pada duniamu, dan mengajakku mengitari bulatan cangkir asian dolce latte yang tanpa ujung dan berujung.
Ketika berdua denganku, kamu boleh menjelaskan apa saja. Termasuk hal kecil dan besar yang mungkin sedang kamu tutup di dalam ruang yang bernama hati dan pikiran.
Aku mau kamu juga mendengarkanku, aku tak ingin banyak. Aku hanya mau kamu mendengarkanku seperti ini.
Kamu calon orang pertama yang terpenting di dalam keluarga nanti, aku tak ingin calonku masih terlelap dan belum terbangun dari kata yang mana keinginan, kemauan, dan prioritas tertinggi.
Kamu adalah seseorang yang harus tegas padaku dan pada dunia ketika mereka sedang tak menurut padamu, bahkan malah mempengaruhimu.
Kamu adalah harapan dari sosok anak sulung dalam suatu sistem yang dinamakan keluarga.
Kamu adalah tonggak yang kuukur dengan skala yang ku ciptakan sendiri, maka kamu harus tau dan mau menjaga semua aset yang ada pada dirimu, kesehatanmu.
Kamu adalah sebagianku, jika rapuhmu adalah penyakit. Ku pastikan itu penyakit menular yang sangat amat menular karena aku pasti akan ikut terjangkit penyakit itu.
Kamu adalah air dalam gersangnya musim kemarau sepanjang bulan september. Jika semangatmu menggebu, ku pastikan airnya itu sedang membasahi gersangnya tandus di september kemarau. Segar dan menyenangkan.
Sementara untukku, kamu boleh mengisi titik titik disini lagi. Aku tak banyakkan. Aku sepertinya hanya ingin kamu memahami sekelilingmu saja.
Walaupun aku tau, tentang kerinduan, pertemuan dan sayang yang kadang membuat suatu dinding terkokoh harus tergoyahkan.
Lalu secangkir hot asian dolce latte ini? kenapa tak dua saja, agar kita bisa meminumnya sendiri-sendiri.
Bukan. Bukan maksudku seperti ini.
Lihat secangkir hot asian dolce latte di depan kita, di atas meja dan di hadapan dua pasang bola mata milik kita.
Itu hanya secangkir hot asian dolce latte. Kamu meminumnya, selanjutnya aku. Rasanya sama bukan? Jika kamu merasakan pahit, aku juga akan merasakannya. Jika kamu merasakan manis, aku juga turut merasakannya. Jika kamu merasakan hangat yang menjalar ke dada, aku juga merasakannya.
Apapun yang kamu rasakan, aku harus merasakannya.
Jatuh, sakit, perjuangan, kegagalan, bangkit, cinta, sayang, bosan, rapuh dan semangat tentang kata yang dinamakan "kesuksesan".
Kita berjalan bersama, memperjuangkan cerita tentang naskah yang dinamakan "masa depan".
Bukankah takdir ada yang masih bisa diubah?, dan aku ingin kita membuat naskah takdir kita berdua. Tentang memperjuangkan dan diperjuangkan. Saling melengkapi, saling mengisi, saling memahami, saling menguatkan dan saling mendoakan.
Jadi apa kamu sudah bisa mengerti, kenapa aku ingin kamu duduk satu meja denganku bersama secangkir hot asian dolce latte?
Agar kita bisa merasakan perjuangan menikmati hot asian dolce latte.
Dari pembuatannya, panas dan menunggunya menjadi hangat, ditiup dengan tangan yang menggenggam cangkir. Meminum, lalu melihat cangkir kosong yang telah kita nikmati berdua. Sama rasa dan selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar