ku pernah memiliki andai dalam imaji. ku pernah memiliki harap dalam angan
tentangmu. tapi tak pernah sedikit pun ada celah untuk aku memasuki cerita mu.
tak sedetik pun aku berharap menjadi bagianmu, karena mungkin takan pernah ada
lagi. karena mungkin aku adalah sebuah tatapan kosongmu. di setiap potret
parasmu menari dalam anganku, maka hari itu aku mulai terbangun dari mimpi
tentangmu bahwa semua hanya akan hidup dalam khayalku. ketahuilah bahwa setiap
tatap lembutmu itu membuat merasakan adanya sebuah rasa hangat yang menyusup di
relung hati yang pernah kau tinggali tanpa berkata apapun. setiap matamu dan
mataku bertemu, aku berharap ada satu warna yang akan ada selain hitam
dan putih. maka aku memilih untuk berbalik dan berjalan menjauhi. mungkin tak sedikit
pun ragamu berhatrap denganku, tapi seluruhku masih mengingkan kamu. aku menari
dalam sepiku. taukah kamu gelap ini, menertawai aku dengan kerasnya karena
impianku, karena inginku untukmu.
taukah kamu ? aku berteman rasa rindu yang bertemu, aku harus menerima
kenyataan bahwa tak ada lagi kamu di sisiku, kamu di ujung jalan yang begitu
jauh hingga sulit bagiku menatapmu. aku masih memegang rindu itu. sempat
terbersit sepenggal harap, pada burung ku titipkan rindu biarkan dia
menggantungnya di ujung langit. agar kau mengerti bahwa aku disini
merindukanmu. namun, masih ada rasa cemas yang terselip di setiap rinduku
padamu. saat waktu terus saja menghabiskan sepiku, hingga rindu ini menghujat
janji " kapan semua ini terobati ? " sekarang aku berada di ujung
penantianku, ingin ku dekap bayangmu terakhir kali lalu mengucapkan selamat
tinggal dan biarkan kesetiaan ini aku simpan mati hanya untukku sendiri.
adakah kamu merasakan jiwaku ? jiwaku yang karam karenamu ?
langit ini belum tertidur, titik jejaknya masih tertinggal. biarkan lirih
ini yang mengucap. sebelum hari gelap beranjak, sama sekali tak ada terbayang.
siluet senja sudah tergambar, bayangmu pergi, lelah ini temani kesendiranku.
hariku sendiri lagi. ingatkan aku di tempat ini, bahwa ada hati yang pernah kau
lukai sampai berdarah. ceritakan nanti bahwa kita pernah sempat tertawa bahagia
di tempat ini. episode ini belum berakhir, manakah yang lebih jujur setelah
dusta. aku masih ingin menyayangimu dalam sakit dan setiaku, tapi cinta tak
selamanya harus kau injak, hati ini tak selamanya kamu harus menertawainya.
aku tak tau, kelak akan seperti apa kenangan melukaiku dan mengingatkanku
padamu. di jalanan basah yang kita lalui, waktu telah melempar aku jauh. di
tempat-tempat yang tak terlupakan. mungkin hanya kenang yang tersisa, sedikit
ingatan yang masih ada. atau barangkali rindu yang sesekali masih menggaungkan
namamu. dan bila gelap malam menyergap, masih saja ada airmata yang mengaliri
cekung pipi. mereflekskan mimpi dan segenggam cinta yang dulu aku banggakan
yang kau bawa pergi.
mentari pagi ini, begitu teduh ku rasakan. riuh indah suara burung menemani, bahkan semua itu tak sanggup untuk menenangi jiwa ini. entah apa yang ku rasakan, bimbang hati ini masih penuh dengan segudang tanya. mengapa harus terjadi ? cinta yang ku beri begitu saja kau khianati. ketulusanku bahkan tak ada artinya untuk dirimu.
apakah harus setiap aku jatuh cinta pada akhirnya harus ku ratapi kepergiannya ? cintamu yang hanya buat duka, ku lupakan seiring dengan tetesn air mata yang terjun bebas ke pipi. ku tak akan berdiam disini, menunggumu kembali tapi aku akan pergi mencari cinta sejati.
sudah cukup aku bertahan, sudah cukup ku berikan manis kau icip dan pahit harus ku telan. aku menyerah, tak kuat ku menahan sakit menerima bahwa semua yang dulu menjadi kebangganku kini hanya tinggal cerita. aku bukan batu karang yang kokoh berdiri di terpa ombak, aku bukanlah penyelimut hatimu bersama orang lain. aku lelah merelakan kebahagiaanku untuk senyumanmu yang selalu menjadi semangatku saat aku membuka mata. pengorbananku cukup sampai disini, hati ini perlu di obati. hati ini sudah terlalu lama kau hancurkan dengan tak berperasaan. aku bahkan tak ada nilainya bagimu, aku hanya sekedar pelipur lara bagimu. kamu pernah merasakan bagaimana sakitnya memendam rasa, ego, marah, kecewa ? rasa yang selalu hadir itu menusuk hati dan membuatku semakin sakit. kehancuran yang ada adalah sebuah jawaban, bahwa perpisahan yang terjadi.
bila kau cinta aku ? mengapa kau bohongi aku? membiarkan rasa ini terus berharap hanya untuk bersama dia ? kau bunuh hatiku, saat ku bernafas untukmu. kau kebanggaan aku yang tega menipu ku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar