Selasa, 07 Oktober 2014

agar aku tak meragu

maafkan aku kalau aku meragu, cintaku tak pernah serapuh ini.
katakan tentang sesuatu padaku, agar hatiku tenang dan tak meragu. ungkapkan seseuatu tentang hatimu, agar aku mengerti tentang hasratmu. tolong jawab kegundahan itu, cukup satu kali ini saja. aku tak mau terbelenggu dalam satu rasa yang mengikat, dalam bimbang ini aku tersiksa. jangan biarkan aku meragu. jangan biarkan aku terbelenggu, tentang cinta dalam hatimu walau aku selalu berdiam dan tetap tersenyum didepanmu tapi jauh dalam hatiku, aku meragu.

setiap kali aku ingin untuk pergi, kamu malah datang mendekat. setiap kali aku kembali, kamu malah berlari menjauh. seakan-akan kau mengharapkanku. kamu menyumbat kepergiaanku, seakan-akan kamu mengharapkanku. kamu memperlancar kepergianku. lantas apa yang kau ingini ? lantas apa yang kamu harapakan ? kamu menarik ulur perasaan, kamu menarik ulur pengharapan. hatiku bukan layang-layang, hatiku bukan angan-angan. hatiku butuh kepastian, kepastian akan semua perasaan.

aku disini sendiri tanpa ada yang menemani. apakah kamu mendengarnya ? apakah kamu berniat untuk sejenak menatapku ? tentang semua kesedihanku, tentang semua gundahku, tentang semua keraguaaku. semua itu melukai hati ini. bolehkah aku menaruh sedikit harap pada perasaan yang tak pernah bisa untuk ku tebak ? apakah kamu merasakannya ? aku ingin ada yang tau tentang semua ini, tentang semua badai dalam hati yang belum bisa ku redahkan sampai saat ini. peluklah diriku ini, berilah aku waktu untuk sejenak menghela nafas. aku menangis, aku takut. aku tertunduk karena aku lemah. memejam mata meremuk hati, mengusap air merubah keadaan.

dan sekarang aku pun merasakannya, berada dalam fase yang tak pernah aku impikan sebelumnya. rasa sesak yang kian menghujam jantungku. kepahitan yang seakan selalu menghantui di ujung aku menaruh rasa harap dan seolah semua itu tak ada gunanya. aku merasakan saat senja tak lagi menjanjikan keindahan, saat malam hanya menyajikan kegelapan dan harap hanya menyala dalam panjang desahan. semua seakan berjalan cepat, berlari seolah ada yang mengejar. dan aku berpikir ini seperti sebuah ironi, saat sepi menjadi teman sejati, dan sunyi terdengar sebagai sebuah melodi. dalam diamku aku terus berharap bahwa semua ini hanyalah mimpi, dan semua akan baik-baik saja saat besok pagi aku terbangun. lalu seperti serangkaian kalimat menari di pikiranku, malam selalu menjanjikan pagi. jangan selalu berpura-pura kalau luka tak selalu hadirkan cinta, tapi juga jangan terlena karena semuanya kadang hanya sebuah sandiwara. aku merasakannya saat bualan menjadi seperti makna dan kepalsuan menjadi jalan cerita.

kau, tak ubahnya senandung pagi yang membangun pilar-pilar rindu. mengeja buliran kasih yang terjaga dalam genggaman-Nya. ku teropong saja indah namanya dalam doa-doaku. membiarkan gerimis yang singgah di lembar hatiku basah oleh kepasrahan. aku dalam hening, bukannya tak miris karenamu. menerjemahkan lakumu merupakan egoku tuk sesaat mencoba mengunci semuanya hanya untukku. ku tak sekuat itu bila kamu tau, aku tak semampu itu bila kamu mendalami rinai-rinai kalbuku. sederetan abjad menggurindam, tak bisa ku pasak lagi di dalam rongga dada ini. sembilu telah melukai, sembilu telah menyayat-nyayat. miris. kurasakan begitu miris karena cinta tak bisa ku halau dari ruang hampaku. ranah ini terluka, tapi tak mengapa. ranah ini menyakiti, tapi ku takan menyapanya. ku biarkan miris terjadi, karena cinta tak akan pernah salah.

apakah pikiranku selama ini benar ?
kamu masih menatapku dengan memejamkan mata? kamu bilang indah karena enggan. kamu bilang anggun karena sungkan. tangan ini masih mengepal, memegang ikatan yang tak telah renggang. tangan ini masih melekat di dalam rasa yang telah pupus. sampah ini kamu injak dengan caramu, sampah ini kamu lempar dengan ucapan yang menyayat hati. aku terbang sangat tinggi, menyentuh bintang di balik awan, menggapai mimpi di balik angan, mengukir kisah di balik gelisah. bimbang antara harap dan pasrah. harap akan perasaan yang sama seperti waktu itu, pasrah karena aku tau bahwa sesungguhnya harapan itu tak pernah ada.

jangan kamu membuat tanganku menengadah mengikat mimpi, mengenggam harapan bersama keyakinan. bersama kamu ku ikat keindahan. sehingga menimbulkan reaksi dunia, yang menyejukan batin. ku jelaskan padamu setiap waktu, bahwa aku mencintaimu. hatiku tersentak jatuh, saat sebuah kejadian membuatmu berbeda yang tak ku tau itu apa. kamu tak lagi sama. kamu bukan lagi malaikat hariku, tapi kamu 'bak penjahat bagi waktuku. bila ku rindu kehadiranmu, yang kamu hadirkan adalah ketiadaan. bila ku jelaskan seberapa rindu ini, maka betapa banyaknya penolakan yang akan ku dapat. kamu seperti penjahat, penjahat bagi rinduku. bila ku gambar wajahmu dalam mimpi, khayalanku semakin kuat merasakan apa itu harapan. dan bersama lamunan tanpa alur, sebuah airmata memberi kesaksian, bahwa cinta terkadang tak adil bahwa kamu tak pernah adil, tak pernah adil bagi perasaan ini. kamu seperti penjahat bagi perasaanku. di dalam pengertian kata, kamu jelas berbeda. bukan penjahat sesuatu yang tangkap, tapi penjahat terhadap perasaanku. kamu memberiku begitu banyak kode cinta, segudang perhatian, namun saat yang ku ingini adalah sebuah penjelasan, yang ku dapat hanyalah bualan. aku pikir aku cukup mengerti arti cinta. dengan mengenalmu, aku menguasai dunia. namun filosofiku salah, apa yang terlihat nampak itu semua hanyalah gumpalan imajinasiku saja. kita sudah jauh bersimpangan, sangat jauh tapi kamu masih tetap menjajah hatiku dengan semua rasa yang menghadirkan tanda tanya besar dalam pikiranku. katakan padaku, bagaimana caranya agar ketidak adilan ini cepat berlalu! katakan padaku apa formulamu sehingga mampu mengacuhkan perasaan di atas kenyataan!

hanya untuk beberapa waktu aku memutuskan untuk menghilang dari hari-harimu. aku ingin memenggal jarak hingga akhirnya menghadirkan kerinduan di hatimu. menjauh saat kamu mendekat, selalu diam saat kamu berbicara, bahkan meninggalkanmu saat kamu tepat berada di sampingku. aku memang melakukan semua hal itu, aku cuek, aku tak seperti biasanya, aku bahkan tak menghiraukan keberadaanmu. taukah kamu ? dibalik semua yang kulakukan itu ada maksudnya, ada maksud yang tersembunyi.
aku menghilang, karena aku ingin kamu mencari keberadaanku.
aku diam, karena aku ingin kamu paham bahwa cinta ini bersama bukan sendiri. bahwa aku meragu selama ini. bahwa aku mencoba untuk menerjemahkan semua lakumu
jika memang benar kamu mencinta, pasti akan ada saat dimana rindu itu memuncak, dan bahkan sampai takut untuk kehilangan sosok yang selama ini kamu pertahankan. dan semoga kenyataanya kamu mencariku, bukan malah pergi menjauh dan akhirnya kita berjalan dengan arah yang berbeda, saling berbalik badan tanpa pernah menoleh sedikitpun.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar