Untuk, Dyna. Semoga terus menggebu.
Selamat sore, aku menulis ini saat perjalanan dengan kereta dari Bogor ke Jakarta. Aku menulis ini sembari membalas chatmu dan membuka semua social mediamu, kemudian berujung menulis ini untukmu.
Hari ini kereta datang terlambat 15 menit. Tidak seperti biasanya. Lelah badan ini karena harus bangun saat matahari saja belum bersiap untuk bekerja hari ini, dan pulang saat matahari hampir kembali. Untung saja mendapat tempat duduk, jadinya bisa menulis ini.
Senyumku terus berkembang dan rasanya tidak pernah mau berhenti.
Ketika aku menulis ini, aku memikirkan kata-kata yang menggambarkan dirimu; penyayang, tangguh. Aku ingat dulu mama semasa hidupnya sering ke rumahmu dan pulang dengan cerita tentang mama, papa dan keluargamu. Aku menerka siapa kamu. Sampai aku memutuskan menemaninya ke rumahmu dalam sebuah acara, lama aku duduk disitu, tapi aku tak juga menemukan adanya tanda kau ada disitu. Baiklah mungkin aku belum berjodoh.
Sampai suatu hari saat mama pergi untuk selamanya, mamamu, mama Omy, begitu panggilanku untuknya memegang tanganku dan meyakinkan kalau hari besok akan jauh lebih cerah, tangisi saja hari ini tapi hadapi hari esoknya. Ia berkata dengan nada pelan ke telingaku "ada mama Omy disini ade". Ketahuilah aku pun belajar kuat darinya. Entah seperti sudah dituliskan takdir, mama selalu menceritakan kepadaku semua wanita perkasa yang ia temui, salah satunya ibumu. Mama Omy.
Dengan random sebelum hari aku yudisium sarjana, kamu mengirimkan pesan lewat Instagram. Memperkenalkan dirimu dengan manis. Pikirku hari itu, oh mungkin dia masih ada hubungan saudara karena marga kami sama. Saimima.
Dyna, mahasiswa fakultas hukum angkatan 2015 di Universitas Pattimura. Begitu ia memperkenalkan dirinya. Hari itu dia berkata begini "katong saimima ni dapa karunia par bicara banya, makanya dong bilang lancang. Tapi katong lancang tau atorang, tau tampa, ada isinya juga. Katong saimima ni kalo seng di hukum ya di kedokteran. Karena itu katong pung karunia". (kita marga saimima di kasih karunia untuk berbicara, makanya kebanyakan orang menganggap kita lancang. Tapi kita lancang tau aturannya, tau tempatnya dan berisi. Kita saimima kalau ga sekolahnya di hukum ya di kedokteran. Karena itu karunia kita).
Aku masih berpikir dan mengingat kembali, mengecek. Ternyata ia benar. Semuanya kami hampir senang berbicara di depan umum, papa dan saudara-saudaranya misalnya senang sekali untuk berpidato dan mengungkapkan pendapat untuk membangun kota.
Belakangan aku membuka foto-foto lamanya, baru aku mengetahui dia adalah adik perempuan saya.
Dyna, si perempuan yang tidak pernah bisa diam. Begitu saya menggambarkannya. Dia selalu menghidupi mimpinya, salah satunya membuat sesuatu untuk Maluku. Dyna, adalah duta anti narkoba 2016, duta muda New zealand - Indonesia 2016, Alpha Zatizen of the year 2016, Duta Muda pancasila 2017. Sesuatu yang membuat saya iri sekaligus bangga. Saya terlalu tidak punya nyali sepertimu. Saya hanya lebih senang bekerja di balik layar, menuangkan pikiran saya lewat kata-kata, tidak seperti dia. Saya tau saya salah. Dia yang membuat saya belajar.
Dyna, kamu adalah perempuan pemimpi pemilik hati besar bak samudera. Kamu penyayang terbaik. Pertemuan kita rasanya terlambat. Kita terpisah 2.717 km jauhnya. Dengan tingkat kesibukan masing-masing. Mengejar mimpi masing-masing, tapi kita punya satu visi yang sama, membangun Maluku lebih baik.
Dyna, pemurah hati. Ia pergi dari sekolah ke sekolah untuk menyuarakan bahaya narkoba. Saya melihatnya dari instastorynya, dia sangat lihai. Ia bergerak kesana kemari, dan di dalam suara melengkingnya saya menangkap ada harapan besarnya untuk Maluku. Dia sangat murat hati, termasuk menanyakan waktu liburku biar aku pulang dan membantunya menyuarakan niat baiknya. Terima kasih sayang.
Dyna Dritany Thelma Saimima.
Kamu tidak sendiri, kamu punya keluarga yang besar. Ada aku di dalamnya. Terima kasih karena kamu begitu manis kepadaku.
Kamu adik yang manis dengan mimpi yang besar.
Teruslah menginspirasi banyak orang dan banyak anak muda disana. Kamu adalah mahakarya Tuhan yang terlalu indah.
Terima kasih untuk selalu menyebutku dalam doamu.
Dyna, sebentar lagi keretaku akan berhenti.
Sebelum aku selesai menulis ini, aku mau titip pesan: hidupi terus mimpi, buatlah semua orang terinspirasi karena keberanianmu dan isi kepalamu, titip salam sayangku untuk mama omy. Sampaikan kepadanya, ku berterima kasih karena ia melahirkanmu ke dunia ini dan menjadikanmu seperti sekarang. Teruslah melayani, Tuhan Yesus bangga punya anak sepertimu.
Aku akan pulang untuk menghidupi mimpiku yang tertunda dulu denganmu.
Lekas kita bertemu!
Salam sayang,
zilia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar