Kamis, 26 Oktober 2017

Kata Joko Pinurbo .....

Titik nol kilometer, Jogjakarta



Kota sejuta kenangan. Maka jika kamu ke Jogja bersiaplah untuk di hujani kenangan. Begitu kata orang-orang yang sering ke Jogja dan menaruh hati kepadanya.

Jogja.
Adalah satu kata yang membekas di sanubari, yang memberikan getaran berdenyut di dada ketika mendengarnya.
Jogja memang hanya sebuah kota, tapi bagi sebagian orang Jogja adalah sebuah tempat yang magis, dimana sebuah kehidupan dimulai penuh drama, romantika dan cinta.
Jogja tidak bisa hanya disebut sebagai sebuah kata benda saja. Ia bukanlah sebuah objek semata tapi juga sebuah subjek. Jogja adalah pencipta dan pemungul kenangan yang tersisa.
Maka saat pergi tempo hari, saya menulis di caption instagram saya begini
"Kalau kamu punya masalah dengan rindu jangan pernah ke Jogja. Buktinya saya!"

Kata Joko Pinurbo, Jogja itu tercipta dari Rindu, Pulang dan Angkringan.
Mungkin benar.

Frasa rindu, adalah sebuah makna yang mengantarmu secara sengaja pada masa lalumu yang penuh dengan berbagai cerita. Bisa saja bahagia yang kau ukir atau mungkin cerita sendu mendayu yang ingin kau buka hari ini.
Siapapun yang pernah ke Jogja pasti akan sepaham dengan saya, ada banyak rasa yang tercipta saat di Jogja entah mantra apa yang dia pakai, dan rindu adalah perasaan semacam nyeri yang menusuk dan sakit namun tak berdarah saat kamu hendak pergi dari sini. Entah dia yang hanya datang berlibur, numpang tinggal karena kebetulan merantau disini atau lahir dan besar di Jogja.
Jogja memang istimewa.
Senyuman ramah tamah orang Jogja yang dengan percuma ia beri, berani jamin saya seminggu kamu disini saja kamu akan jatuh cinta pada mereka. Keramahtamahan ini yang susah saya dapatkan di Jakarta, dan percaya saja keramahtamahan ini tidak hilang sama sekali walaupun beberapa orang mencoba merubah Jogja menjadi semi metropolitan.
Setiap tempat di Jogja punya kenangan. Iya. Riuhnya Sekaten setiap tahunnya, naik bianglala, kora-kora, tong setan dengan 5000 rupiah saja kamu bisa merasakan sensasi naik tornado di Dufan. Hiruk pikuk Babarsari dan Seturan, padatnya Ringroad dan Jakal, kenikmatan makan angkringan di sepanjang jalanan Malioboro dan Mangkubumi punya sensasi tersendiri.
Lama-lama Jogja itu seperti mantan, susah sekali dilupakan.

Pulang. Lagi-lagi banyak orang akan mengklaim Jogja adalah tempat untuk pulang meskipun KTP tidak mengamininya. Boleh kamu dari Jakarta, Bandung, Ambon, Papua, NTT, Timor Leste dari mana saja, tapi seperti punya caranya sendiri Jogja selalu buat betah dan enggan untuk pergi. Lantas banyak orang menyebutnya tempat pulang. Pantas saja kota ini dijuluki kota ramah dan berhati nyaman, dengan harga kos-kosan atau kontrakan bagi kami yang tinggal di Jakarta itu uang makan kami 2 minggu tapi di Jogja kamu bisa membayar kosan untuk dua bulan adalah satu dari sekian banyak hal yang membuat Jogja sangat nyaman, teman-temanmu yang selalu akan membantmu dan punya rasa saling memiliki bahkan tak segan mungkin dosen akan menganggampmu adalah anaknya, begitu kata mereka yang di Jogja.
Dan sekali lagi saya pernah menulis ini "Dan di Jogjalah saya memilih untuk kembali (lagi)"

Angkringan, Sebuah tempat yang mengajarkanmu filosofi hidup, bahwa kesederhanaan menciptakan selaksa kebahagiaan, materi dan duniawi bukanlah tujuan.
Ada cinta disetiap bungkus nasi kucing angkringan. Ada kerinduan di setiap kopi hitam pekatnya yang selalu membuat semua orang betah lama-lama berlesehan. Ada rasa manis disetiap gudegnya. Terkadang mencari kunang-kunang sampai ke Kaliurang ditemani pisang goreng dan segelas kopi bersama teman.
Angkringan menyadarkanmu bahwa tidak ada jurang kesenjangan diantara manusia.

Mungkin kamu seperti saya. Di Jogja selalu dilewati dengan hari-hari yang berwarna. Akhir pekan akan selalu terasa berjalan sangat lambat disini. Jumat malam minum kopi koling di alun-alun selatan, sabtu sore nikmatin sunset di Paragendong Parangtritis ditemani kopi lihat orang pacaran, sabtu malam makan ayam bakar minum bir di Bukit Bintang, minggu subuh tukar oksigen dengan udara segar di kebun buah Magunan, ke gereja di Gejayan.
Saat di Jogja semuaya seperti beritme pelan, tidak tergesa-gesa seperti di Ibukota.



Kopi Koling, Alun-Alun Selatan


Punthuk Setumbu


Paragendong, Parangtritis, Bantul


Hutan Pinus Pengger, Patuk, Gunung Kidul


JOGJAKARATA

Dan saya menulis ini saat saya sedang mendengarkan lagu natal. Dikala banyak chat menanyakan kapan kamu pulang ke Ambon? kamu tidak merindukan kami? sehebat inikah mantra yang kamu punya untuk menyihir kami Jogja? Hm.

Selasa, 17 Oktober 2017

Perlukah Alasan itu?

Sampai hari ini saya tidak menemukan alasan kenapa saya harus mencintainya. Apakah cinta itu butuh alasan? Bagi sebagian orang mungkin jawabannya adalah iya. Bagi orang seperti saya, saya biarkan semua mengalir dan mengalir sampai jauh dan bermuara pada hati.

Sampai detik ini saya tidak punya jawaban yang tepat jika ditanya, kenapa saya jatuh cinta kepadanya. Orang yang menemanimu dan sering kau panggil dia sayang dan sering kau tulis dalam buku kecilmu yang selalu kau bawa kemana-mana.

Semua terjadi begitu saja.
Benar adanya, alam akan berkonspirasi mempertemukan banyak hati, dan disinilah peran cupid sangat dibutuhkan.

Seseorang yang tidak pernah diduga-duga, yang sering kau doakan dalam saat teduhmu "Tuhan saya mau yang nanti mendampingi saya, begini begini begini". Tuhan mendengar dan Ia menjawab, Ia akan dekatkan kepadamu seseorang yang kau sebutkan maumu kepadaNya.

Sampai suatu waktu kami berbicara di tengah malam, membicarakan sesuatu yang tidak penting. Membahas foto profil BBM.
Dan berlanjut menjadi banyak obrolan-obrolan malam yang dirindukan.

Kami berbeda. Jelas berbeda. Selera kami pun tak sama.
Jika itu bacaan dia lebih menyukai sesuatu yang berat dan membuat otak harus berpikir, sedangkan saya si pengingat akan selalu berada di deretan buku sejarah dan mungkin sering berada di daerah fiksi.
Jika itu makanan, dia lebih suka mencoba semua makanan, sedangkan saya senang dengan yang itu saja sampai saya bosan baru di ganti. Di setiap makanan dia harus ada tiga sendok sambal merah dan banyak sekali merica sedangkan saya sangat mencintai kecap manis.
Selera musik kami pun berbeda, dia senang lagu yang membuat kepala dan badan dengan otomatis ikut bergerak mengikuti iramanya, saya lebih menyukai lagu yang melow dengan beat yang pelan, yang menurutnya itu lagu-lagu orang depresi.
Dia si introvert sementara saya si extrovert. Dia sangat taktis dan strategis sedangkan saya sangat acak kadul, ceroboh dan senang melompat kesana dan kemari.
Dia akan lebih memilih diam jika bertemu dengan orang baru dan berbicara seadanya dan seperlunya sedangkan saya senang bertemu dengan siapa saja dan semacam mendapat mainan baru saya tidak bisa diam.

Pernah sesekali ia berpikir, kenapa perempuan ini masih mau bertahan dengan saya?
Pernah juga saya berpikir, berapa banyak maaf yang dia punya untuk saya?
Dan semacam alarm pengingat, kami akan jatuh cinta berulang kali kepada orang yang sama dengan rasa yang sama seperti yang pertama.

Sampai suatu hari saya membuka explore instagram dan menemukan postingan seseorang.
Katanya begini "saya tau kenapa kamu jatuh cinta kepadanya, karena dia merawatmu."
Terkadang seorang kekasih akan menjadi seperti ibu yang mendidikmu dan merawatmu dengan penuh sayang. Mungkin kadang seperti itu seorang kekasih.
Karena sampai saat ini pun saya belum menemukan alasan kenapa saya jatuh cinta kepadanya.

Minggu, 15 Oktober 2017

HELLO VIRGO BOY!

Hallo,
Aku menulis ini disaat ulang tahunmu sudah lewat sebulan dan 3 hari. Tapi yah lebih baik terlambat tapi tidak sama sekali.

Ini ulang tahun kelima anda bersama dengan saya. Sesuatu yang mengejutkan tapi biasa saja sebenarnya. Ulang tahun akan datang setiap tahun jika Tuhan menghendakinya, katamu begitu.

Tapi kali ini biarkan aku bercerita sedikit.

Mengenalmu karena sebuah kebetulan. Kebetulan karena kita satu kampus dan satu fakultas. Di pertemukan oleh semesta karena kita sama-sama sendiri di tempat orang lain. Menjadi teman karena bahasa kita sama. Sekelas dari semester 2 dan sampai semester 7 selalu jadi teman duduk di kelas. Entah mimpi atau tidak, biarkan saya memberikan pengakuan jujur saya, saya jatuh cinta kepada isi kepalamu yang begitu jenius. That's why I called you my walking google. Kamu tau semuanya.
Kamu yang introvert membuatmu senang di kamar dan membaca banyak buku yang bakhan bagiku terlalu berat untuk dibaca, saat ke mall pun aku tak pernah susah mencarimu, aku akan menemukanmu di gramedia. Orang mungkin berpikir orang introvert sepertimu adalah aneh, tapi tidak bagiku. Kamu si pemikir yang hebat dan senang beranalisa dan harus ku akui analisamu selalu tepat dan jarang meleset.

Kamu tau apa bahagianya mempunyai pacar yang introvert? Dia selalu akan ada untukmu, dan kesetiannya teruji. Lucky me? Yes!

Orang yang tidak paham akan menilai kamu adalah aneh, tapi sesungguhnya mereka yang tidak tau apa yang sebenarnya ada pada dirimu.
Tapi satu yang aku kagum adalah, kamu tidak seperti yang lain yang senang menjelaskan kepada dunia siapa dirimu, dunia akan tau sendiri siapa dirimu dengan semua prestasimu yang kamu raih. Semua teman seangkatanmu pun mengakui itu, dan harus ku akui kamu terlalu pintar.
Benar yang mereka bilang kalau ada orang yang bisa dengan tidur di kelas, main terus tapi selalu lulus, kamu contohnya.

Kamu yang ambisius dan keras kepala. Aku melihat diriku di dalammu. Aku bercermin kepadamu.

Sudah hampir lima tahun ternyata kita bersama. Terima kasih karena sudah memahamiku selama ini, mengerti bagaimana memposisikan diri disetiap saat, mengerti bagaimana caranya menjadi lelaki yang sebenarnya.
Senang sekali menjadi bagian terpenting dalam hidupmu.

Kamu yang dengan segala acuhmu, membuatku menjadi begini.
Hidup itu realistic saja. Jangan terlalu berdrama! hidup itu yang benar saja, jangan suka memutar balikkan fakta.

Dari sekian banyak yang singgah, mereka lebih daripadamu ku harus mengakuinya, tapi bersamamu ada keyakinan dalam hati kecilku untuk mengatur masa depanku bersamamu, inginku begitu dan semoga Tuhan dan semesta mengabulkannya.

Kerendahan hatimu dan sikap jujurmu membuatku bangga berjalan disampingmu, lelaki yang pelit berbicara.

Terima kasih karena mau berubah banyak untukku, aku juga sedang belajar menjadi matang.
Teruslah engkau mendewasa! kejarlah terus mimpimu, kelak ku akan dengan bangga melihatmu bekerja di ruang operasi menjadi operator disana. Dengan tanganmu yang lihai dan matamu yang teliti ku percaya hatimu pasti gusar tapi kamu tenang dan aku yang berada diruang operasi itu, selalu menangaggumimu dan dijalan pulang kita menuju rumah, ku akan terus bercerita tentang hariku yang tak pernah bosan melihatmu dan bersamamu di ruang operasi.

Terima kasih karena mau memahamiku dengan segala keras kepalaku dan sifat moodyku.
Kamu terhebat karena kamu begitu sabar dan selalu membuatku jengkel agar aku marah dan kamu tertawa.

Sukses untukmu, my surgeon to be!
Aku akan terus menyayangimu.
Teruslah berdoa bersama agar Tuhan mengaminkan semua ingin kita.


Dan yah pada akhirnya,
I am here for you, always here for you
When you need a shoulder to cry on
Someone to rely on, I am here for you.