" kami generasi yang belajar cepat dari permainan uber hem, belajar gerilya dari sumputan, berkhayal kaya dari monopoli, belajar fairplay dari hompimpa, belajar bisnis dari jualan tazos. berlari dan bersenang senang ditengah siang hingga petang tanpa memikirkan tidur siang. kami bagian dari generasi yang menikmati sega dan nintendo sampai masa akhirnya sebelum Playstation hadir untuk pertama kalinya. bermain mario bros, sonic, tenis dan tetris sampai khatam. generasi yang memagang gimbot sebagai gedget. bersahabat dengan penjual layang-layang dan tamiya di depan sekolah, belajar curhat lewat diary layaknya barbie. nulisin biodata lengkap dengan makan minum favorite dan hobby di buku diary teman sekalas. kami generasi yang belajar nakal, bermain mercon saat hari natal tiba, memegang batang kecil dan bermain roda. belajar tendangan pisang ala beckham. bangun setiap minggu pagi dan sarapan filmnya tamiya, dilanjutkan dengan ninja hatori lalu dragonball. kemudian menceritakan dengan teman sekelas ketika di sekolah sama seperti menceritakannya smackdown pada malam harinya. yang ga nonton terpaksa jadi pendengar keseruan cerita yang padahal udah sama-sama di tonton. pelajaran bahasa indonesia tentang mengarang selalu di awali dengan pada suatu hari. KTK dengan menggambar dua gunung sebagai background beljar berhitung dengan deka-deka atau lidi. kami generasi yang takut. takut kalau tidak mengerjakan PR di strap di depan, takut dikucilkan ketika di toilet agak lama (dikira poop), takut meniup serutan pensil karena takut tumpul, takut nelpon gebetan yang ngangkat bokapnya, generasi yang mudah berkomunikasi meski tanpa handphone. generasi yang kreatif walau kadang ga inspiratif, generasi yang seru mengharu biru. senakal-nakalnya kami, kami hafal pancasila dan lagu indonesia raya setiap senin. masa lalu yang selalu jadi masa emas untuk generasi kami. kami generasi 90-an, generasi paling bahagia di seluruh dunia "
masa kecil saya terselamatkan. semuanya saya lakukan bahkan lebih dari itu. terlalu banyak yang seru di masa itu.
walau saya lahir di penghujung abad ke 19 tapi saya terlahir di tempat yang indah dan membuat saya mendapatkan semua hal itu dan setidaknya masa kecil saya terselamatkan. tanpa adanya gedget, tanpa ada smartphone hanya kertas dari buku tulis di sobek untuk menulis " ntar sore kita main ya " saat guru sedang mengajar di depan.
terkadang masa itu adalah masa terindah dan masa yang sedang bandel-bandelnya. disuruh tidur siang keluar lewat jendela, turun dari tangga samping rumah, keluar rumah bagaikan tikus lalu menuju tempat bermain. atau disuruh tidur siang, saat ditinggal mama sebentar kebelakang, pura-pura bangun sambil mengucek-ngucek mata agar terlihat merah, sedikit menguap dan menggerakan badan, berjalan dengan gaya yang loyo keluar kamar dengan muka polos, duduk depan TV. mama selalu punya alasan untuk tidur siang " kak, tidur dulu 15 menit aja " itulah alasannya kenapa jam tangan tak pernah lepas dari tangan saya.
jatuh cinta itu indah tapi jatuh dari pohon saat nyolong mangga atau ke kebun sama keluarga lalu ditertawakan oleh semua orang yang ada disitu adalah sebagian dari hal yang indah.
kami bermain tak pernah takut panas, berpayungkan angkasa tanpa alas kaki kami mengejar layangan. atau mengambil daun apapun itu lalu di potong kecil-kecil terus dimasak di kompor dan kuali mainan hahaha
generasi sekarang, generasi prihatin. mereka melewatkan indahnya masa-masa itu. masa yang tak pernah terulang kapanpun lagi.
mereka sibuk dengan gedget mereka sampai lupa untuk menyapa semua orang yang ada di depan mereka. berjalan selalu menunduk bukan karena malu karena terlalu sibuk dengan kesibukan mereka. mereka melewatkan sesuatu yang namanya bersosialisasi.
beruntunglah kita yang lahir dimana handphone hanya masih seharga 10 ribu ( belinya di abang-abang depan sekolah ) hahaha
semua terlihat cepat berjalan tanpa menyisakan sesuatu yang terjadi sekarang. dulu jatuh cinta bagi kami adalah sebuah hal yang hanya milik orang dewasa, dan bahkan saat melihat kakak saya dengan pacarnya di rumah selalu jalannya tunduk. tapi tanyakan sekarang ke anak 6 tahun mereka tau apa itu.
kami adalah generasi yang bahagia.
generasi yang penuh dengan sejuta cerita indah masa kecil.
kami adalah generasi yang beruntung.
generasi yang mendapatkan bagian terakhir dari masa kecil yang penuh bahagia itu.
kami adalah generasi yang tau apa itu namanya 'menghargai'.
generasi kami akan senyum kepada siapa saja yang lewat di depan kami.
kami adalah generasi yang sangat patuh dan takut.
generasi kami takut untuk mendapatkan nilai dengan warna merah dan disuruh ditandatangan orang tua.
kami adalah generasi yang tau apa itu arti kebersamaan.
kami adalah generasi yang mengerti apa itu artinya tolong menolong.
generasi kami adalah generasi yang sangat bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar