Sabtu, 12 September 2020

Long distance relationship 2.0

Tinggal berjauhan itu sesungguhnya adalah hal yang berat. Dan aku adalah salah satu dari makhluk yang Tuhan ciptakan, sebagai perindu yang payah.Aku terkadang mengutuki jarak, tapi katanya berkat jarak rindu itu tercipta.


Si patjar — Masih orang yang sama saat aku menulis kisah cintaku yang harus berdamai dengan jarak. Kamu, aku sayang sungguh-sungguh.


Long distance relationship, katanya

Saat kau tinggal berjauhan,

kau nyaris hampir terlupakan,

Terbaikan,

Terlewatkan oleh moment-moment keseruan dalam hidupnya, keluargamu atau teman-temanmu,

Walaupun mereka tau, moment itu tak akan pernah lengkap tanpa hadirmu.


Long distance relationship, katanya.

Lambat laun kamu mulai terbiasa, 

Terlupakan dan terabaikan,

Digantikan oleh banyak rutinitas yang sengaja dibuat untuk membunuh rindu, walaupun tetap kabar berita terus kamu terima.

Meskipun, kadang kala pesan-pesan singkatmu tidak lagi terbalaskan secepat waktu senggang.

Kamu mau salahkan siapa?

Memang waktu tak lagi sama, dan kalian seperti sedang berlomba.


Long distance relationship, katanya.

Kamu terbangun, dia tertidur.

Dia tertidur, kamu terbangun.


Long distance relationship, katanya.

Dia tak tau apa yang sedang kamu alami, kamu tidak tau apa yang sedang dia alami.

Akhirnya kalian terbiasa, untuk tetap menjaga agar tetap baik baik saja.

Pikiran burukmu mulai teralihkan,

Kau tak sibuk lagi menyalahkan,

Mau tak mau, komunikasi kalian makin sering dan semakin intens dan searah.


Long distance relationship, katanya.

Terkaan dia tentang hidupmu yang baik baik saja, yang riuh ramai berderu seru,

Meski kerap kali, sepi menyapamu, 

Apa mau dikata,

Pintu kemana saja tak kamu miliki, ia hanya ada di imajinasi Doraemon semata.


Long distance relationship, katanya.

Entah sepi mulai membiasakanmu, 

Sehingga kau lupa bagaimana seharusnya sepi itu hadir untukmu.


Long distance relationship, katanya.

Kamu mulai belajar,

Kamu mulai menerima

Lelah berharap pada waktu yang tetap akan memisahkan,

Meski cinta terus kau pupuk dengan rindu.

Tak apa.


Long distance relationship, katanya.

Kamu mulai belajar,

Bahwa sabar selalu akan berbuah hasil.

Baper tidak ada gunanya,

Emosi telah ingkar berganti dengan sabar dalam ikrar.


Long distance relationship, katanya.

Kemudian kamu mulai tidak terlalu peduli, ketika pesan tak terbalaskan, 

Perasaan terabaikan,

Raga terlupakan,

Namun batin masih di persatukan.

Kuat-kuatlah kamu menjaganya, dalam doa yang tidak pernah putus, memintanya kepada Tuhannya untuk tetap tinggal menjadi milikmu.


Long distance relationship, katanya.

Meski tak lagi bersama,

Dia jauh disana,

Tetap tidak akan tergantikan olehnya yang dekat bersama,

Bagaimana mungkin kau akan lupa,

Jika hanya dia yang membuat lega, bahagia dan nyaman.


Long distance relationship, katanya.

Hidup terus berlanjut,

Tidak pedulikan emosi yang terus berkecamuk,

Dan rindu yang terus merajut,

Karena jarak dan waktu telah membuat bisa dan biasa.


Long distance relationship, katanya.

Kau tak lagi berharap,

Pada manusia,

Yang terkadang juga berhenti berharap dan sekali-kali lupa.

Layangkan doa, untuk menjaganya. Percaya saja, ia akan baik-baik saja.


Long distance relationship, katanya.

Tak usah lagi banyak menerka,

Karena tak lama lagi kita akan bertemu,

Melepas rindu yang semakin menggebu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar