Tak bisa tidur seperti biasanya. Saya bahkan mengalami masalah dengan tidur, kata mereka saya senang marahan dengan kasur dan bantal. Pada kenyataanya saya mencintai lantai yang dingin karena udara malam dan memangguh kaki, bersandar pada dinding yang dingin dan memiliki waktu sendiri. Malam selalu menawarkan segala sesuatu yang tidak pernah engkau tau sebelumnya, saya suka bagian ini setelah sore.
Celana jeans lusuh dan kaos akan menjadi favorite untuk setiap malam. Kamu pasti akan protes dengan saya karena untuk tidur saja saya harus fashionable. Mungkin ibu saya juga bertanggung jawab dengan masalah pakaian tidur ini. Karena saya senang melihat sesuatu yang senada. Walaupun pada akhirnya akan berakhir dengan baju kaos lama yang longgar dan celana jeans yang lusuh.
Saya seperti biasa akan berada di kamar mandi, menggosok gigi dan berkumur dengan obat kumur lebih dari lima belas menit dan memandangi wajah saya di kaca dan berkhayal akan seperti apa mimpi yang akan saya dongengkan dipikiran saya agar saya bisa tertidur. Saya menggunakan krim malam saya dan berkata kepada diri saya, kamu cantik apa adanya. Tak perlu orang lain untuk memuji karena pujian yang punya makna adalah dari diri sendiri, setidaknya dia tidak pernah berpura-pura.
Saya punya bantal lama yang saya beli sebagai pengganti bantal saya di rumah, dia semacam teman transisi saya. Warnanya sudah tidak putih lagi, kau bahkan bisa menemukan banyak sekali bintik-bintik hitam disana karena saya bahkan tidak rela untuk mencucinya. Bau ilernya membuat saya ketagihan. Tapi malam ini saya berpikir untuk menggantinya. Memberikan sebuah perbedaan dalam diri, setidaknya mungkin hanya untuk malam ini. Belum tau nanti, saya takut nanti akan berubah pikiran. Biasanya saya akan mencium-cium bantal itu sampai saya tertidur, memainkannya di hidung dan mengingat aromanya. Tapi tidak malam ini, saya memilih membaui baju kaos putih yang sudah ditinggal pemiliknya beberapa tahun yang lalu. Entah sengaja atau memang lupa. Saya baru menemukannya lagi saat saya membuka buka isi koper, mungkin itu sisa liburan yang lalu lalu. Saya mungkin nanti akan menyebut ini adalah ritual, karena membaui baju ini semacam mengingatkan saya kepada aroma tubuhmu. Dia manis dan tajam, terkesan nakal dan liar.
Semoga kamu tidak keberatan.
Jadi saya tidak perlu lagi repot-repot menuliskan rindu dan cinta kepadamu, mungkin saat ini yang saya akan lakukan adalah membungkus aromamu didalam sebuah amplop maroon dan memberikannya ke kantor pos, pak pos akan mengantarkannya ketempatmu. Dan saat kamu membukanya, kamu akan tau pipi merah yang terus berkembang karena dibuat rindu olehmu dan membayangkanmu ditiap malamnya.
Bahwa saya sayang kepadamu.
Kali ini saya meniduri dulu kaos lusuhmu. Kelak, kalan sudah waktunya kita tiba, kita akan tidur bersama. Bermimpi nyenyak di bawah selimut dan aku menggeliat di bawah ketiakmu hanya untuk merasakan aroma tubuhnya setiap malam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar