Tak perlu berpikir yang berat, cukup engkau mengerti bahwa setiap manusia terlahir punya perasaan.
Aku tak meminta yang rumit kan? tak membuatmu lelah atau marah. Karena yang ku inginkan hanyalah engkau untuk mengerti agar aku bisa berhenti menebak rasa yang kau gambar abstrak.
Terlalu abstrak semua ini. Dan sekali lagi, aku terlalu pandai untuk bermain topeng. Aku berhasil membuat keadaan seolah aku baik-baik saja, dan tak pernah terjadi apa-apa tapi sejujurnya di balik semua ini aku menyimpan satu harap agar bisa dimengerti bukan hanya untuk terus mengerti.
Atau mungkin aku salah, mereka semua tau bahwa sebenarnya kebahagiaan yang aku hadirkan hanyalah palsu, sekedar menutup kenyataan pahit bahwa sebenarnya aku selalu bersedih karena terus di pojokkan. Oh Tuhan, aku salah melangkahkah atau aku lagi-lagi salah untuk memilih? Hm, aku wanita yang ingin sekali di perlakukan layaknya ratu. Impianku seperti itu, bukan seperti ini yang harus aku jalani. Semua di luar expectasiku. Bahkan jauh dari kata bahagia hidupku yang sekarang.
Aku lelah bermain dengan topeng, aku ingin seperti yang lain tertawa dengan lepasnya. Tak ada beban yang mereka simpan untuk diri mereka sendiri. Hanya bahagia, bahagia dan bahagia. Atau mereka lebih ahli bermain topeng daripada aku, mungkin iya.
Aku ingin merasakan dalam hidupku, kembali merasakan yang namanya dihargai. Memang benar cinta itu givenya dibanyakan, bukan take and give. Aku memaknainya sebagai "oh berarti banyak memberi lebih baik agar jika waktu kita telah selesai dengan dia berarti tak ada sesuatu yang tertinggal lagi, karena selama ini aku hanya memberi dan aku tak pernah meminta".
Hm.. Sempat terlintas untuk segera pergi dari hati ini karena terlalu pengap. Aku membutuhkan tempat yang lain untuk bernafas, tapi lagi-lagi sebuah suara jauh di hati ini berkata "cuma sampai segini yang bisa kamu lakukan untuk dia?". Jika aku harus menggunakan logika, iya aku capek. Teramat sangat capek. Aku menyerah dan hanya bisa terduduk lesu. Semuanya rasanya sia-sia, seolah-olah hanya aku yang bekerja. Kita itu sepasang, punya dua pasang tangan dan dua pasang kaki tapi rasanya hanya ada kaki kecilku yang menggendongmu. Kamu tertidur dengan pulas, angin bahagia yang palsu itu membuatmu terbawa dalam mimpi. Kamu terlihat manis saat tertidur, sangat manis. Aku hanya ingin melihatmu begini, jangan lagi engkau bangun teruslah tertidur. Setidaknya aku bisa membuka topeng dan aku bisa meregangkan otot-ototku.
Bahagiakah kamu?
Senang jika melihatmu terus tersenyum. Aku berharap akan ada satu masa dimana kamu akan sadar bahwa cinta tak segampang yang kamu pikirkan. Kamu perlu banyak belajar, bukan hanya di satu hati lalu kamu bangun mindset bahwa semuanya sama saja. Kamu perlu berkunjung ke beberapa hati dan kamu akan tau bagaimana jadinya aku. Aku yang selalu mengalah untukmu, aku yang sepantasnya disanjung bukan menjadi pelampiasan semua diam tanpa alasanmu. Aku yang harusnya duduk manis dan mendapatkan kecupan selamat pagi dan pelukan hangat di malam hari bukannya aku yang selalu membuat hidupmu terasa indah. Aku bukannya pamrih hanya saja aku ingin kau mengerti bahwa kamu mencintai manusia bukan robot yang kamu coret-coret di kertas dengan pensilmu, lalu dengan sesukamu kamu bisa melakukan apa saja untuk dia.
Semoga kamu mengerti bahwa aku terlalu capek menebak rasa. Karena aku bukan pembaca pikiran, aku hanya seorang wanita yang sedang berharap akan ada keajaiban di akhir cerita