Jumat, 26 September 2014

sesuatu yang indah di waktu dulu

" kami generasi yang belajar cepat dari permainan uber hem, belajar gerilya dari sumputan, berkhayal kaya dari monopoli, belajar fairplay dari hompimpa, belajar bisnis dari jualan tazos. berlari dan bersenang senang ditengah siang hingga petang tanpa memikirkan tidur siang. kami bagian dari generasi yang menikmati sega dan nintendo sampai masa akhirnya sebelum Playstation hadir untuk pertama kalinya. bermain mario bros, sonic, tenis dan tetris sampai khatam. generasi yang memagang gimbot sebagai gedget. bersahabat dengan penjual layang-layang dan tamiya di depan sekolah, belajar curhat lewat diary layaknya barbie. nulisin biodata lengkap dengan makan minum favorite dan hobby di buku diary teman sekalas. kami generasi yang belajar nakal, bermain mercon saat hari natal tiba, memegang batang kecil dan bermain roda. belajar tendangan pisang ala beckham. bangun setiap minggu pagi dan sarapan filmnya tamiya, dilanjutkan dengan ninja hatori lalu dragonball. kemudian menceritakan dengan teman sekelas ketika di sekolah sama seperti menceritakannya smackdown pada malam harinya. yang ga nonton terpaksa jadi pendengar keseruan cerita yang padahal udah sama-sama di tonton. pelajaran bahasa indonesia tentang mengarang selalu di awali dengan pada suatu hari. KTK dengan menggambar dua gunung sebagai background beljar berhitung dengan deka-deka atau lidi. kami generasi yang takut. takut kalau tidak mengerjakan PR di strap di depan, takut dikucilkan ketika di toilet agak lama (dikira poop), takut meniup serutan pensil karena takut tumpul, takut nelpon gebetan yang ngangkat bokapnya, generasi yang mudah berkomunikasi meski tanpa handphone. generasi yang kreatif walau kadang ga inspiratif, generasi yang seru mengharu biru. senakal-nakalnya kami, kami hafal pancasila dan lagu indonesia raya setiap senin. masa lalu yang selalu jadi masa emas untuk generasi kami. kami generasi 90-an, generasi paling bahagia di seluruh dunia "

masa kecil saya terselamatkan. semuanya saya lakukan bahkan lebih dari itu. terlalu banyak yang seru di masa itu.
walau saya lahir di penghujung abad ke 19 tapi saya terlahir di tempat yang indah dan membuat saya mendapatkan semua hal itu dan setidaknya masa kecil saya terselamatkan. tanpa adanya gedget, tanpa ada smartphone hanya kertas dari buku tulis di sobek untuk menulis " ntar sore kita main ya " saat guru sedang mengajar di depan.

terkadang masa itu adalah masa terindah dan masa yang sedang bandel-bandelnya. disuruh tidur siang keluar lewat jendela, turun dari tangga samping rumah, keluar rumah bagaikan tikus lalu menuju tempat bermain. atau disuruh tidur siang, saat ditinggal mama sebentar kebelakang, pura-pura bangun sambil mengucek-ngucek mata agar terlihat merah, sedikit menguap dan menggerakan badan, berjalan dengan gaya yang loyo keluar kamar dengan muka polos, duduk depan TV. mama selalu punya alasan untuk tidur siang " kak, tidur dulu 15 menit aja " itulah alasannya kenapa jam tangan tak pernah lepas dari tangan saya.

jatuh cinta itu indah tapi jatuh dari pohon saat nyolong mangga atau ke kebun sama keluarga lalu ditertawakan oleh semua orang yang ada disitu adalah sebagian dari hal yang indah.
kami bermain tak pernah takut panas, berpayungkan angkasa tanpa alas kaki kami mengejar layangan. atau mengambil daun apapun itu lalu di potong kecil-kecil terus dimasak di kompor dan kuali mainan hahaha

generasi sekarang, generasi prihatin. mereka melewatkan indahnya masa-masa itu. masa yang tak pernah terulang kapanpun lagi.
mereka sibuk dengan gedget mereka sampai lupa untuk menyapa semua orang yang ada di depan mereka. berjalan selalu menunduk bukan karena malu karena terlalu sibuk dengan kesibukan mereka. mereka melewatkan sesuatu yang namanya bersosialisasi.

beruntunglah kita yang lahir dimana handphone hanya masih seharga 10 ribu ( belinya di abang-abang depan sekolah ) hahaha
semua terlihat cepat berjalan tanpa menyisakan sesuatu yang terjadi sekarang. dulu jatuh cinta bagi kami adalah sebuah hal yang hanya milik orang dewasa, dan bahkan saat melihat kakak saya dengan pacarnya di rumah selalu jalannya tunduk. tapi tanyakan sekarang ke anak 6 tahun mereka tau apa itu.

kami adalah generasi yang bahagia.
generasi yang penuh dengan sejuta cerita indah masa kecil.
kami adalah generasi yang beruntung.
generasi yang mendapatkan bagian terakhir dari masa kecil yang penuh bahagia itu.
kami adalah generasi yang tau apa itu namanya 'menghargai'.
generasi kami akan senyum kepada siapa saja yang lewat di depan kami.
kami adalah generasi yang sangat patuh dan takut.
generasi kami takut untuk mendapatkan nilai dengan warna merah dan disuruh ditandatangan orang tua.
kami adalah generasi yang tau apa itu arti kebersamaan.
kami adalah generasi yang mengerti apa itu artinya tolong menolong.
generasi kami adalah generasi yang sangat bahagia.

Rabu, 24 September 2014

monolog

" aku egois, aku minta maaf. jangan kau buat aku begini. aku tau aku salah, aku minta maaf "

" aku cemburu, melihat semua ini aku iri dengan mereka. menebar semua keromantisan di depan aku. dan aku muak dengan semua itu karena aku harus menunggu hingga suatu saat aku akan menikmati masa itu dan sambil menunggu aku bermain bersama khayalku. berharap akan ada seseorang yang datang 'bak pangeran berkuda yang gagah perkasa berhenti di hadapanku lalu mengajakku berkuda, menikmati indahnya dunia ini. "

" tidak. aku yang salah. bukan kamu, aku yang menjadi penyebab semua yang terjadi ini. "

" bolehkah aku mendapatkan maaf itu ? "

" oke ku rasa itu tidak akan. maka mari pergi dan menata hidup kembali agar normal seperti sedia kala "

" jomblo. lalu kenapa ? bukan masalah besar untukku ini. hanya masalah kesiapan hati untuk merelakan atau menguburkan kisah yang pernah ada. bukannya semua hal itu berawal dari kesendirian ? sampai suatu saat sang Maha Kuasa mendakdirkan semua yang terjadi padaku sekarang berubah "

" move on. haha iya move on. suatu pekerjaan yang susah. bagaimana kalau kamu selalu bersama dengannya maka cobalah terima bahwa sekarang tak ada lagi kata kita, itu hanya dulu. semua itu dulu. jadi berpikirlah untuk bangkit dan berdiri. "

" tidak. aku pergi untuk mengharagai semua perjuanganmu dan memilih untuk menyudahi semua ini karena aku sudah melukai dan bahkan tak pernah aku bisa dimaafkan "

" aku kembalikan hatimu. ini. maaf tak seutuh dulu lagi. aku minta maaf. aku pergi "

" tidakkah kau mencoba untuk menahanku ? hahaha bicara apa kamu nak! kamu hanya bermain dengan khayalmu, selalu, kamu terlalu berimajinasi. pergilah mengambil air, basahi mukamu dan bangun dari mimpimu. "

kenapa saat hatimu kacau semuanya akan keluar dengan lancar ? mari melanjutkan!

" lalu berhentilah engkau menangis nasib. "

hingga suatu hari

" hallo apa kabar, kamu baik ? sudah dengan siapa kamu sekarang ? wah sudah lama ternyata kita tak bertemu. bagaimana tentang mereka ? "

iya aku merindukan semua hal ini sedekat ini denganmu lalu ku dapat melepas rindu yang selama ini ada di dalam hati yang ku pendam dan aku luapkan walau hanya aku dan Tuhan yang tau itu apa

ku rindu lebih baik katakan apa adanya, bila memang rindy. ku rindu karena waktu takan berpihak pada perasaan yang merindu "

Pecah dan hilang

Siapa bilang jatuh cinta itu salah ? Tidak! Itu indah. Suatu anugerah bagi setiap insan untuk merasakan jatuh cinta . Lalu ? Aku berterima kasih karena aku pernah merasakan itu. Suatu anugerah indah yang dijadikan sebagai masa terindah dalam kehidupan seseorang, belajar mencintai dan mencoba untuk mencintai.

Aku pernah bermimpi bahwa " kamu adalah jalan pulangnya " kamu ada gelas kosong yang terus ku isi dengan banyak sekali cerita tentang cinta tapi ku jatuhkan gelas itu. Pecah. Dan mungkin aku mencintai dan terlalu berharap yang banyak terhadap sesuatu yang salah.
Sekali lagi kesalahan ku buat, fatal.
Ku mengambil jalan untuk pergi dan tak lagi kembali. Sedikit lega, karena suatu hal yang merupakan keinginan tertunda. ( halo ma, sudah ku kabulkan sekarang. Semoga mama senang. )

Ku mulai cerita baru lagi saat fajar menyingsing. Sesuatu yang aneh pasti akan ada. Tapi tak pernah ku lupa semua kenangan.
Setidaknya aku berterima kasih karena Tuhan menganugerahkan cinta yang sempat aku miliki lalu aku biarkan semua itu hilang dan pergi. Apapun itu salahku aku tak pernah akan berhenti meminta maaf kepadamu.

Ku tinggalkan cerita yang dulu ku bangun dengan penuh harapan untuk bahagiamu. Untuk semua kebahagiaanmu.
Ku tinggalkan cinta yang pernah aku bangun dengan banyak cerita manis, yang sesaat ku hancurkan dengan bodohnya.

Terlambat sudah untuk menyesali. Aku pergi.

Kemana akan ku temukan cinta itu ? Mungkin suatu hari nanti..
Dari siapakah akan datang cinta seperti ini ? Mari kita menunggu.
Bagaimanakah cara cinta itu datang ? Biarkan itu menjadi rahasia Tuhan.

Aku dan hidupku, kamu dan hidupmu. Kita berbeda jalan . Jalan ini  tak lagi sama seperti dulu, jalan yang dulu kita tempuh bersama harus pergi karena aku. Iya aku yang salah dan tak kuat untuk bertahan. Mungkin ini jalannya, karena cinta tanpa restu itu tak pernah akan mulus, cinta tanpa orang yang menyetujui itu pasti banyak kerikil. Tapi kerikil ini sudah terlalu tajam, dan aku tak ada sendal, maka aku mengambil jalan belok agar kakiku tak terus berdarah. Maafkan aku sayang. Hatimu terlalu keras untuk aku, tembok yang kamu bangun begitu tinggi sulit bagiku untuk menerobos. Aku menyerah walau dalam hatiku aku sayang.

Lalu akan ada saatnya dimana aku begitu merindukan hari-hari kemarin, tapi tak bisa bagiku untukku mengatakannya seperti yang kemarin. Karena kamu tak lagi denganku, bukan lagi untukku. Aku biarkan rindu ini sampai kau datang menghitung rindu ini. Atau orang lain yang datang saat ku berhasil membuka pintu itu lagi.

Betapa banyak air mata yang ku teteskan sekarang takan pernah sama dengan betapa sakitnya hatimu bukan ? Maka dari itu aku pergi. Pergi untuk sementara agar aku tenang atau pergi untuk selamanya dan menjadi pengamat dari kejauhan.

Mama, hari ini ku tuntaskan tugasku. Senangkah ? Aku juga senang. Walau hatiku sedih percayalah aku adalah orang yang takan pernah membuat hatimu terlalu lama terluka. Aku biarkan hatiku yang terluka dan terima kasih untuk satu ajaran lagi bahwa cinta tak harus memiliki. Karena cinta itu datang kepada siapa saja tak tau waktunya, maka biarkan aku mengalir layaknya sungai yang mengalir dari tempat yang tinggi ke rendah, dan mengalir dengan kerasnya lalu menyampuh sampah yang ada di permukaan.

Jika suatu saat kamu akan berbahagia maka aku adalah orang yang pertama kali kau lihat ikut tersenyum bersamamu.
Aku tetap berada bersamamu, walau dari kejauhan. Aku melihatmu dan percayalah aku tersenyum.

Jumat, 19 September 2014

Bermainlah dan Jangan Menjadi Tua

Hidup berjalan kedepan bukan balik ke belakang, namun banyak hal yang terjadi sekarang membuat keinginan untuk kembali ke masa lalu sangat kuat. entah karena semakin besar seseorang bertumbuh dia semakin banyak mendapatkan banyak masalah dan membuatnya pusing, tapi itu proses hidup. Tak ada yang bisa memutar balikkan waktu, yang bisa dilakukan hanyalah maju dan menatap hari depan lalu merencanakan semua hal yang ada di depan agar bisa membuat hidupmu bermakna.

Sebuah pernyataan di sebuah blog menulis begini "jangan berhenti bermain! jika anda berhenti bermain anda akan menjadi tua dan keriput".
Anda boleh bertumbuh besar umurmu boleh bertambah, tapi jangan pernah berhenti bermain! anda boleh bertambah besar dan banyak yang ada dalam hidupmu berubah, anda mulai puber, jatuh cinta, terkadang membantah yang di bilang orang tua tapi jangan pernah berhenti bermain!

Percayalah menjadi anak-anak itu sangat indah, dan itu adalah fase yang sangat menyenangkan dalam hidup. Menjadi anak-anak tak pernah malu untuk menjadi dirinya sendiri, anak-anak takan pernah berhenti saat dia jatuh terpontang-panting dia akan berdiri dan mencoba lagi, menjadi anak-anak hanyalah ada tawa tanpa memikirkan berapa banyak masalah yang ada di rumah.

Banyak di social media menulis begini saya mau kembali ke masa dimana saya berada di sekolah dimana masalah terbesar saya hanya sebatas pelajaran matematika", menjadi orang dewasa dan menjadi sangat sibuk dengan banyak sekali jadwal yang membuat kita terus menyelam sampai lupa untuk kembali ke permukaan untuk menghirup udara. menjadi dewasa dengan segala kedispilinannya itu membuat seseorang lupa untuk bermain. Semua rutinitas orang dewasa membuat semua yang terjadi di dalam hidup ini sangat flat, datar begitu saja. Ibarat sebuah musik hanya ada tiga kunci yang di mainkan tanpa ada nada-nada yang lain yang membuat sebuah lagu itu enak di dengar. Saat seseorang merasakan hal itu apa yang harus dilakukan ?

Jangan pernah berhenti bermain!
Saya sekarang berada dalam keadaan bosan, sangat bosan malahan. mungkin anda juga. Bosan dengan semua rutinitas yang selalu sama selama 3 bulan sebelum liburan akhir tahun datang, menyelam di balik banyak buku lalu memahami banyak kata yang susah untuk dimengerti oleh otak dan otak memerintahkan untuk mencari apa itu artinya, terkadang mendapatkan sakit "lucu" sakit kepala namanya. Karena terlalu banyak deadline yang selalu sama dan satu kalimat yang saya ucapkan di pagi hari "ini sudah pagi, haruskah saya bergerak dari tempat tidur ini lalu ke kampus ?" atau "kuliah lagi" yang saya lakukan adalah pergi ke kampus dengan sepatu kets kesayangan saya. Anggap saya sedang liburan.
Sayangnya saya masih kuliah dan penuh dengan aturan di kampus itu hahaha, saya pernah berpikir untuk pergi ke kampus dengan celana sobek-sobek, baju oblong sepatu kets. Anggap saja saya sedang liburan dengan menaiki gunung. atau jika dibolehkan untuk ke kampus pakai crop tee dengan hotpants saya adalah orang pertama yang menyetujui itu, anggap saja saya sedang berada di pantai dengan lautan birunya dengan pasir putih halus.

Jangan pernah berhenti bermain! Bermainlah dan jangan menjadi tua! Walaupun itu hanya dalam imajinasimu!

Rabu, 10 September 2014

Memahami Satu Kata yang Terkadang Sulit

Satu untuk selamanya. Itu yang terlintas dipikiranku saat ini.
Bertahan dan mencoba untuk setia pada satu pasangan, menikmati hari dan belajar untuk mensyukuri anugerah yang di berikan Tuhan.
Terkadang sesuatu yang kita inginkan itu tak pernah sejalan dengan kenyataan, tapi percayalah itu semua akan indah jika kamu menikmati semuanya, tanpa ada perbandingan dan keluh kesah.
Hidup ini terlalu singkat untuk menunggu, maka salah satu jalannya adalah mencoba menerima dan menikmati semua skenario ini.

Kata orang-orang baru mungkin terlihat lebih menarik, lebih baru, lebih lucu, lebih membuat kita bersemangat. Tapi apakah pada akhirnya pasti lebih baik daripada pasangan kita yang sekarang? Jangan tergoda karena rumput tetangga lebih hijau, ingat kalau hujan turun nanti sama beceknya.
Jatuh cinta itu mudah. Tapi untuk mempertahankan cinta, untuk mengerti bahwa kebosanan adalah salah satu ciri kestabilan hubungan, untuk sadar betapa kekanak-kanakannya menyudahi sebuah hubungan hanya karena bisan, butuh sebuah pribadi yang dewasa dan berani berkomitmen.

Bukan layaknya FTV yang selalu penuh keindahan, ini realita bukan drama. Jika anda mau berdrama maka pergilah ke kelas theater karena disini adalah tempat bagi mereka yang mau berkomitmen.

Terima saja bahwa sebelum kamu, dia yang kamu cintai pernah mempertahankan hati yang lain hingga mati-matian. Terima saja bahwa tubuh yang kamu peluk hingga tak ingin kamu lepaskan, pernah memeluk orang lain hingga tak ingin dipisahkan. Terima saja bahwa sebelum kita, pernah ada sosok lain yang lebih penting. Tapi terima juga perjuangannya, bagaimana menjadikan kamu satu-satunya, yang bukan pertama tapi pemberhentian terakhir hingga tidak ada tempat bagi yang lain.

Kalau mengikuti trend sekarang maka saya mendefenisikan setia itu bukan tentang fisik yang selalu bersama, bukan tentang profil picture di semua social media selalu berdua, bukan tentang pasang nama pasangan di semua akun sosial media tapi setia itu hatinya milik siapa.

Setiamu akan berakhir dengan sebuah kebahagiaan, percaya itu. Percaya saja kalau rumputmu akan hijau pada waktunya, tergantung kamu mau merawatnya atau tidak. Semua yang ada di dunia ini sudah dengan bagiannya, kenyataan tak pernah berjalan berdampingan dengan mimpi tapi mereka saling bertolak belakang.
Nikmati setiap proses yang ada, mencoba menerima lalu tersenyum.