Senin, 29 Januari 2018

(pakai) Hastag Asal Zilia Bahagia

Kehidupan sebagai seorang coass adalah kehidupan yang memang sangatlah keras. Entah bagaimana saya berulang kali jenuh dengan kehidupan seperti ini. Monoton dan memang begitu iramanya. Ibaratnya musik, kehidupan coass adalah kehidupan seperti sebuah lagu sumbang yang tidak mengenakan di hati. Kehidupan sebagai coass hanya ada di dua tempat, di kamar dan di Rumah sakit. Jenuh? iya.

Sampai saya melakukan perdamaian dengan akal sehat saya. Dan hari itu juga saya memutuskan bahwa hidup memang harus dinikmatin. Coass sudah merenggut semuanya, kebahagiaan dulu yang dengan mudah akan saya dapatkan dan hilang begitu saja karena harus berada di Rumah sakit, jadi keset rumah sakit. Hari minggu yang begitu di kuduskan saya dulu pun sirnah. Itu adalah satu dari sekian banyak resiko dan saya memilih untuk menikmati.

Dalam hidup ini sesekali kamu harus memberikan dirimu kebahagiaan kecil, agar hidup harus berjalan dan tetap sukacita.
Beberapa orang mungkin akan berbeda dengan pendapat saya, tapi bagi saya sekali lagi hidup memang harus dinikmati. Sesusah apa pun hidupmu, berilah ia sedikit warna. Kamu akan berterima kasih kepada masa lalumu, karena kamu memilih mengambil jalan ini.

Tapi ingat, saya banyak memposting foto liburan bukan berarti saya melanggar aturan. Saya melakukan semua hal sama seperti anak coass yang lain, saya mengerjakan tugas saya sampai selesai barulah saya bisa sedikit memberi diri saya oksigen. Begitu kira-kira janji saya dengan ayah saya. Dan agaknya saya belum cukup gila untuk membunuh ayah saya yang rela banting tulang demi semesteran saya sementara saya sedang asik-asiknya.

Saya bukanlah masuk di antara golongan anak yang pintar, dan juga tidak terlalu bodoh. Saya berada di tengah. Dan untungnya orang tua saya mengerti bagian ini. Bahwa anak saya patut bahagia dengan caranya sendiri.

Ini baru di mulai. Sebut saja ini cerita minggu penutup bulan yang manis.
Dan yang manis ini akan ku bagi denganmu. Hal-hal manis yang menambah mood saya dan lenin mensyukuri hidup.

1. Yang manis di jalan lingkar Ambarawa


Dulu zaman SD kamu pasti pernah disuruh guru menggambar. Dan gambar yang akan kamu gambar adalah dua buah gunung dan hamparan sawah. Ini dia bentuk aslinya. Merbabu dan Merapi di antara hamparan salah yang baru saja di panen oleh petani. Tanah jawa memang di anugerahi Tuhan dengan tanahnya yang subur.


2. When the sky touch the mountain. 


Apalah sebutan kerennya bagi mahakarya Tuhan ini. Sepanjang perjalanan kamu akan menikmati indahnya hamparan kebun dan ladang yang teraseringnya yang keren-keren. 

3. Kebun teh


Terkadang kehilangan jalan disebabkan oleh map yang error atau navigator yang salah membaca peta perjalanan. Tapi di saat seperti itu ada hal yang harus disyukuri adalah menemukan kebun teh dan bisa berfoto disitu. Karena sesuatu yang salah belum tentu akan terus salah, karena di setiap yang salah itu ada pembelajaran dan ada kenikmatan tersendiri yang membuatmu harus bersyukur. Jadi terima kasih google map dan Ella.

4. Pak Tani

Pak tani baru kembali dari kebun. Membawa rumput untuk pakan ternak. Hidup di desa seperti ini yang kau butuhkan adalah perbanyak teman, tapi bukan di social media. Bercengkrama sehabis dari kebun bersama teman, bertukar lelah. Mereka tau apa artinya kawan karib.

5. Pasar


Dan di dalam perjalanan ini aku menulis begini di note handphone:
Pelbagai rasa ada disini

Siang mungkin bahagia, malam bergumul dengan luka
Dinginnya udara tak sedingin hati yang membenci dalam diam
Rasa berubah-ubah mengikuti manusia
Tawa tak melulu menjadi pembuka cerita pagi
Ku huni pasar ini sebelum dia ada
Dan ku masih menghuni pasar ini saat ku bertanya kepada diri masihkah kau ada atau sudah tiada
karena aku mencari dia, sesuatu yang ku punya tapi semacam tak ada
karena aku bersenandung tentang cinta lama, 
karena aku senang meniduri mimpi yang besar bahwa cinta akan mengalahkan ego
Berbondong manusia datang menawarkan bahagia tapi yang ku tunggu hanyalah dia
Ku tunggu dengan setia
Karena disini ku tak menemukan seorang pun seperti dia, yang benar menancapkan luka tapi enggan untuk membiarkanku pergi. Cintakah ini atau aku yang terlalu buta akan perasaan?
Aku penghuni pasar perasaan yang paling setia
Menunggu dia sampai habis nyawa
Doa ada dia, walau takan habis

6. Dieng

Karena sesuatu yang indah takan di dapatkan dengan onggah onggoh kaki. Dan ini baru dimulai. Welcome to Dieng

7. Telaga warna 

Disini cantik. Sayangnya saya datang di musim yang tidak tepat. Telaga ini tertutup oleh kabut yang tebal. Disini untung-untungan, kalau anginnya kencang, dan kabut pergi kamu bisa menemukan telaga dengan warna yang sangat cantik. Kalau ada yang tanya kenapa airnya begitu, semua itu karena belerang.


Mereka disini punya pengamen yang keren. Ensambel ini keren, saya lupa menanyakan nama grup mereka apa tapi biar saja saya namai mereka, telaga warna ensamble. Suara mereka bagus, tak kalah dengan yang ada di TV, kalian bisa merequest lagu apa saja, bayarnya cuma cuma. 

8. Batu Ratapan Angin



Sebelum kesini saya sudah googling dulu spot terbaik nutuk dikunjungi dengan view yang bagus agar feed instagram terlihat manis. Hidup di zaman sekarang perkara semua hal di bagi, bahkan banyak orang yang tidak takut membagikan kehidupan pribadi mereka yang bagi sebagian orang adalah lelucon. Hidup di hari sekarang, perkara kau harus menyumbat kuping dan teruslah hidup.

Yang di belakang itu kabut. Anginnya kencang. 
Kalau tidak kabut kamu akan beruntung melihat telaga warna yang sangat cantik. Saya belum beruntung kali ini, nanti akan di coba di lain hari.
Sebelum sampai ke atas kamu harus tracking dulu melewati kebun kentang warga. Tak usah dipikir sulit, tracking ini sudah di permudah dengan batu-batu sebagai pijakan. Kamu hanya perlu berjalan, tidak perlu berpikir.


Di loket pembayaran ada warga yang bermain dengan burung hantunya. Kalian boleh meminjamnya untuk berfoto, ia tak minta di bayar cukup doakan saja kebaikannya dia.


Di sini mendoannya enak. 


Ibunya baik memberikanmu penghangat tubuh dan ia memasak indomie dengan teh panas yang paling enak sejauh ini. 


Tenang ini cabe, cabe masak kata ibunya. Sekilo 10 ribu, masih bisa di tawar asal pakai hati. Terkadang saya kesal, mereka yang ke mall akan berbelanja dan akan membayar sesuai dengan harga yang tercantum disitu, tapi kenapa kalau pergi ke pasar harus juga menawar? fyi, setelah melakukan penelusuran saya google, Cabai yang ini namanya cabai habahero, katanya google ini cabainya pedas,  lebih pedas 10 kali dari cabai jalapeno. Cabai ini bisa ditemukan di toko bahan makanan, karena fungsinya untuk cabai masak. Saya bukan pecinta pedas, jadi silahkan saja coba sendiri. 

9. Desa tertinggi di pulau jawa


Selamat datang di desa Sembungan, desa tertinggi di pulau jawa. Walau belum sampai di gunung paling tinggi di pulau jawa tapi setidaknya kamu sudah sampai di desa tertinggi di pulau jawa. 
Niat awalnya adalah ingin ke Sikunir tapi apa daya disini terlalu berkabut dan dingin, kemarin saya lihat di handphone, suhunya disini 14 derajat celcius. Orang-orang disini kalau ke luar negri mereka tidak kaget lagi, tapi kalau saya yang disuruh tinggal disini saya memilih tidak. Disini terlalu dingin dan badan saya tidak punya banyak cadangan lemak untuk membuat diri saya hangat. Tapi sepanjang perjalanan saya berpikir, apakah mereka juga merindukan panas? 
Kalau saya tentu akan merindukan panas jika saya di tempat seperti ini. 
Yah namanya juga manusia, banyak mau dan tidak pernah puas. Mencoba bersyukur saja tapi terkadang diikuti dengan umpatan kekesalan yang tadi, tapi percaya saja everything happen for a reason, berterima kasih saja kepada masa panas karena bisa menghargai nikmatnya dingin dan terima kasih untuk masa dingin karena bisa menghargai nikmatnya panas.
Suatu hari nanti harus kembali, iya.


10. Indahnya Pemandangan


Berada disini adalah sebuah kebahagiaan yang pantas untuk di syukuri. Disini anginnya kencang, tapi demi melihat semua yang indah ini kamu harus menerima dengan cuma-cuma angın itu dan memperkokoh pijakanmu. 


11. Dilan


Sebuah novel yang diangkat menjadi film, novel karangan pidi baiq penyair kondang asal Bumi pasundan. Dengan kepiawaiannya bermain kata, ia berhasil meluluhkan hati pembaca di tiga seri novelnya tentang sepasang kekasih, Dilan dan Milea. Jika kamu gemar membaca novel seperti saya kamu akan mengerti kenapa film ini menjadi suatu kewajiban untuk harus di tonton, alasannya hanya ingin membandingkan yang di novel dan di film. 

Bagi saya ini film yang terbaik sebagai pembuka film drama romantis di awal tahun. Dilan 1990 berhasil menyita semua hati dan pikiran saya saat saya menikmati film dengan durasi 2 jam lebih. Saya agak kecewa karena di rumah milea tidak ada pohon jambunya, dan bagian Bi Asih yang adalah tukang pijit yang diantar oleh Dilan ke rumah Milea di hilangkan. Tapi secara keseluruhan, film ini mirip dengan cerita yang ada di novelnya.

Bandung dan kehidupannya di tahun 1990, Buah batu yang sepi. Pidi Baiq terbaiq. 
Awalnya saya kecewa karena pemeran Dilannya adalah Iqbal CJR, tapi semua itu termaafkan karena acting dia yang keren, dia berhasil bermain sebagai Dilan, Dilannya Milea. Jangan pernah menilai langsung sebelum kau tau maksud dari semua ini.

Bagi saya, adalah hebat lelaki yang begitu mencintai perempuannya dan ingin menjaganya seumur hidupnya. Hargai saja mereka yang mencintaimu, cinta tak pernah menuntut bayaran ia diberikan dengan cuma-cuma. Perkara puisi Dilan adalah bonus, tapi menghargai seorang perempuan adalah hal yang terpenting, karena dari dialah akan dilahirkan anak-anakmu, dan kepada dialah kamu akan mengadu tentang hari. Hargai perempuanmu, karena ia adalah seorang manusia yang berperasaan dan dia tau bagaimana caranya berdoa untuk keselamatanmu dan kehidupanmu. Jangan kau sia-siakan.
Dan untukmu para perempuan, jangan terlalu egois, jangan terlalu mengekang. Lelaki punya kehidupannya sendiri sebelum ia bertemu denganmu. Jangan takut ia akan pergi. Jika cinta memang adalah milikmu sejauh apapun ia pergi, hanya kamu yang mampu menariknya kembali. 

Saya suka beberapa part dari film Dilan ini. 
"Kamu cemburu?" Kata Milea kepada Dilan saat di telfon, Milea menceritakan bahwa ia di ajak oleh Kang Adi, seorang mahasiswa ITB yang juga adalah guru private Milea. 
"Cemburu itu adalah hanya bagi orang yang tidak percaya diri" Kata Dilan. "Dan saat ini aku sedang tidak percaya diri" Dilan melanjutkan kalimatnya

atau yang ini,

"Kamu bisa membuatku tertidur?" tanya Milea 
"Bisa" Sahut Dilan di ujung telfon sana
"Caranya?"
"Dengan mengabsen nama-nama binatang" jawab Dilan
Dilan memulai dari satu sampai kesekian.
"Jangan ngomong apa-apa ya sampai ku tutup terlfonnya" Kata Dilan kepada Milea
"Iya"
" Tidur, ya. Lia. Maaf tadi siang aku membuat kamu jengkel. Harus tau, Lia, aku ga bermaksud membuatmu jengkel. Aku malah cemas. Mencemaskanmu di belakang gereja. Kamu bayangin bagaimana rasanya. Aku bilang ke Piyan, aku harus ke Lia. Tapi, kata Piyan jangan. Kamu bayangin gimana rasanya" 

12. Sabda Rindu



Berteman sepi berkawan kelam
Di sudut ruang menata hati
Selama makna yang menyapa kalbu
Tuk selaksa relung tertawan rindu

Wahai malam ku panggil engkau
Bukan dengan rasa dendam
Lepaskanlah segala syair yang meredam
Maka bawalah salam penawar seende

Ku rindu, lebih baik katakan apa adanya
Bila memang rindu
Ku rindu, karena waktu takan mampu berpihak
Pada perasaan yang meragu

Ku raya malam, ku belai sunti
Bukan rasa dendam
Luruhkan lara yang menikam kalbu
Maka bawalah salam penawar sendu

Ku rindu, lebih baik katakan apa adanya 
Bila memang rindu
Ku rindu, karena waktu takan mampu berpihak
Pada perasaan yang meragu

Risalah asa yang terikat
Yang membawa sabda rindu
Kan ku tempuh semua perjalanan tuk pulang ke hatimu


Dan minggu malamku, di tutup dengan sabda rindu dan suara manis menggoda seorang Glenn Fredly. Semarang hujan saat jam sudah larut. Jalanannya yang basah dan wangi tanah sehabis hujan membuat rindu yang terus terusan.
Dan malam itu saya rindu. Rindu yang akhirnya saya tau sebenarnya untuk siapa sebenarnya saya merindu. Terbanglah kamu pergi semoga angin menyampaikannya kepadamu. Banyak rindu dan ego yang menahanku untuk tidak pergi dari tempat ini dan aku yang memilih bahagia dengan caraku seperti ini. Semoga kamu mengerti. Dan semoga lekas kita berdamai. 







Sabtu, 27 Januari 2018

Suatu petang di Semarang

Rasanya sabtu terasa begitu hambar. Rasanya langit di Semarang pun tidak menawarkan kecerahan dan kehangatan.
Dan berjalan ke Kota Lama di Semarang memberikan beberapa alasan kenapa hidup harus dinikmati.



1. Berkunjung ke coffee shop di daerah Kota Lama mungkin bisa memberikan dirimu pilihan untuk menghabiskan sore.



2. Mereka punya bar kopi yang bagus. Simpel dan berbahan dasar kayu. Semakin mendukung bangunannya yang adalah bangunan lama. Rasanya yang mendesign tempat ini dia punya selera yang tinggi terhadap sebuah keindahan. Dan ia tau bagaimana caranya membuat seseorang nyaman. Ini pertama kali saya kesini, dan saya nyaman.


3. Saya seorang ambivert, yang bisa nyaman di tempat semacam ini tapi dengan diri saya sendiri. Dengan pikiran saya.




4. Mereka punya menu baru. Baru sekitar dua minggu. Yang saya pesan ini namanya Kopi Kota Lama. Kopi tubruk dengan susu. Rasanya enak. Manis manis pahit gimana gitu. Minum kopi dan melihat sepasang kekasih bercerita, mereka penuh cinta dan kamu harus menyadari kalau kamu sedang melawan keegoisan cinta dan hati demi sebuah kebahagiaan yang katanya akan manis jika semesta ikut mendengarkan.


5. Pose sedikit dengan gaya tertawa. Dunia tidak perlu tau ceritamu, cukup kamu yang paham.


6. Mereka menjual bunga-bunga kering. Mungkin kamu bisa membelinya untuk kekasih. Hari kasih sayang sebentar lagi. Memberi bunga mawar mentah rasanya sudah terlalu lazim dan sudah sarat akan arti. Mungkin kamu mau mencoba hal yang baru. Apa makna memberi bunga kering untuk orang yang special? tadi saya mencarinya di google, saya tidak menemukannya. Tapi menurut saya, ia manis, kenapa? ia seperti cinta yang yang bertahun-tahun yang terus dipertahankan, mungkin ia sudah tidak manis lagi dan harum lagi, tapi ia terlihat punya alasan untuk tetap bertahan. Kamu mengerti? semoga.


7. Spot terbaik dari sebuah coffee shop adalah jendelanya yang menghadap ke jalanan. Saya suka coffee shop yang seperti itu. Kamu bisa merenung lama disitu sambil menebak apa saja isi pikiran pengendara mobil dan motor di luar sana.


8. Terkadang saya adalah seorang wanita yang bukan masuk dalam daftar pencariaan pacar. Kenapa? karena saya begitu dan begini. Begitu mencintai hidup saya yang begini-begini terus, dan saya begini karena saya menikmati hidup saya yang begitu-begitu saja. 


10. Dari semua indomaret yang ada di Indonesia. Satu ini yang membuat saya jatuh cinta. Bangunannya yang membuat saya jatuh cinta. 


11. Kota Lama dan orang-orangnya yang sudah tidak lama lagi. Banyak kendaraan dan terlihat sibuk.



12. Langit Semarang dan matahari jelang pukul lima sore. 

Dan kamu yang terus merisaukan hati, semoga rindu. 








Senin, 22 Januari 2018

Cek Ombak .....

Bukan Seorang traveler apalagi travel blogger.
Tidak punya bucket list tapi senang berjalan sesuka hati yang penting senang. Mereka sering bilang bahasa kerennya Out of the box. Kira-kira seperti itu.

Dimulai dari keinginan sedari masih SMA saat banyak sekali acara TV yang tidak banyak drama dan berita melelahkan tentang negara ini, ada beberapa station TV yang membuat program until menjelajahi indahnya Nusantara ini. Menjadi kewajiban untuk harus mengikuti setiap acara itu. Lalu muncul sesuatu dalam hati, semacam kegilaan yang semakin terus di pupuk tapi enggan untuk mengungkapkannya karena saya tau, mendapat izin dari orang tua adalah penting dan orang tua saya bukanlah yang akan mengiyakan semuanya saat itu juga, kamu butuh banyak alasan yang kuat kenapa permintaanmu harus di kabulkan.
Satu yang pasti, jangan pernah melakukan suatu hal yang tanpa izin dari orang tua.
Beberapa kali saya mencoba "membuang bola", walau sudah saya prediksi kemungkinan akan gol itu adalah kecil, tapi yah lagi-lagi namanya juga mencoba siapa tau hari itu dewi fortuna sedang tidak sibuk.
Sampai beberapa minggu lalu sebelum tulisan ini saya posting, saya meminta izin kepada ayah saya dan benar kali ini dewi fortuna punya banyak waktu senggang, jawaban iya boleh langsung saya dapatkan. Sembari terus berpikir, oh iya ini sudah hampir selesai perjalanan saya sebagai "keset rumah sakit", makanya dengan sedikit penjelasan saja ayah langsung mengizinkan. Apapun itu saya tidak peduli, yang penting saya bisa ke gunung. Benar-benar akan ada di puncak sebuah gunung.

Sebelum saya, ada kakak saya yang senang sekali berpergian seperti saya tapi beruntungnya adalah dia laki-laki. Rasanya sudah banyak sekali gunung yang ia taklukan.

Dan perjalanan ini di mulai.

Di awal perjalanan sudah ketemu hujan, sudah di antara akan melanjutkan berjalan atau kembali. Itu hari masih subuh, banyak orang yang mash bermimpi sementara saya sedang bergumul agar mimpi saya yang satu ini harus tercapai. Teman saya berulang kali bertanya kepada saya, "dari satu sampai seratus berapa keinginanmu untuk sampai di puncal?" dengan tanpa berpikir lagi saya sontak berkata "seratus".
Dengan sangat nekat naiklah saya ke atas.
Saya hanya bermodalkan sendal gunung, jaket, sweater, sarung tangan yang di beli di warung warga, air mineral dan dua buah roti, dan mantel kuning yang di beli juga di warung warga.
Setelah kira-kira sekilo melewati perkebunan warga sampailah kita di gerbang pendakian ke Gunung Andong. Gunung kecil yang dengan ketinggian 1726 mdpl, menjadi track awal untuk cek ombak. Hujan rintik-rintik menemani perjalanan menanjak itu, karena masih subuh dan hujan rasanya pakai satu jaket dan sweater tidaklah terlalu mempan. Beberapa kali saya harus berhenti untuk mengatur nafas dan mengistirahatkan kaki.
Rasanya perjalanan sudah di mulai dari tadi tapi kok belum juga sampai di atas. Setengah perjalanan kira-kira 700 mdpl, telinga saya mulai kesakitan. Beberapa kali saya melakukan aklimatisasi dan berdoa semoga saya tidak sampai hipoxia.
Di jarak kira-kira 800 mdpl, rasanya sudah ingin turun saja karena masih jauh ke atas dan benar-benar jalanan itu licin karena hujan. Dan konyolnya saya tetap melanjutkan terus naik karena rasanya begitu bodoh melakukan semua ini, sudah terlanjur basah dan sudah jauh lala harus berhenti sekarang, tapi sebenarnya alasan utamanya adalah ada indomie rebus dengan telur setengah matang dan teh manis panas yang menunggu di puncak gunung.
Semakin tinggi suatu tempat semakin dingin dan kencang juga angin bertiup. Dan benar kata pepatah itu, rasanya angin bertiup dengan marah dan menggerutu saya harus berjalan benar-benar hati-hati dan berpegangan pada vegetasi yang ada di jalan itu.
Satu sensasi terbaik dari perjalanan mendaki gunung itu adalah kamu bisa menemukan mata air dan bisa langsung meminumnya. Dan melihat semua keindahan dari puncak sini.
Kata teman saya "kalau naik gunung jangan pernah melihat ke atas, terus saja menikmati jalanan ini tau-tau pas ngeliat ke atas udah dekat sama puncak".
Kira-kira 100 mdpl lagi saya akan tiba di puncak Gunung Andong dan yang saya temui adalah hujan turun dan membuat jalanan semakin licin. Benar-benar harus extra hati-hati.
Dan Puji Tuhannya sesampainya kita di puncak gunung barulah badai di luar.

Di saat ingin menyerah tapi tau di atas ada indomie rebus dengan telur setengah matang. terkadang bahagia sesederhana ini, dan bisa termotivasi dengan hal sebodoh itu. Masalah perut memang harus di penuhi dulu baru bisa otak dan perasaan berjalan dengan baik.




Lala di perjalanan itu pun saya berpikir bahwa memang benar semuanya itu harus dinikmati. Hidup ini adalah proses bagaimana kamu di bentuk dan di tempa sebelum kamu benar-benar akan menikmati semua keindahan hidup ini. Ibaratnya naik gunung, kamu harus menanjak dengan berbagai track, langkahmu benar-benar kamu atur kecepatannya dan teruslah menikmati proses, sesekali mungkin kamu akan berhenti untuk sekedar mengatur nafas, tapi jangan berlama-lama karena jalan masih panjang. Sepanjang perjalanan itu kamu akan bertemu dengan banyak orang dan banyak hal, syukuri saja itu. Di sepanjang perjalanan menuju puncak Gunung Andong kemarin, banyak sekali orang yang akan memberikan semangat untukmu padahal kalian tidak saling kenal, hanya karena ia merasa kalau semua orang butuh orang lain salami hidupnya. 




Antara kelaparan, kedinginan, ingin poop dan ngap-ngapan.


Dan saat kamu sudah berada di ketinggian seperti ini kamu melihat semuanya indah dari atas sini. Lalu merenunglah kamu bahwa hidup itu tidak ada apa-apanya saat kamu berbesar hati dan menganggap dirimu terlalu hebat, karena sesungguhnya dari sini semuanya terlihat sangat kecil sekecil upil. 


Indahnya Pemandangan. Dimaafkan untuk kali ini kalau ada kabut seperti ini. 


Saya, si anak yang katanya keras kepala. Di sela-sela waktunya sebagai dek coass melakukan perjalanan di setiap weekendnya untuk menyeimbangkan hidup yang semakin tidak adil ini. 




Semangkuk indomie rebus, teh panas dan obrolan-obrolan ringan dari orang-orang yang ada di dalam warung semacam menambah energi. Sekedar bertanya asal, kuliah dimana, dan lain-lain akan di temukan disini. Karena hidup itu perkara bersosialisasi karena konon katanya kita adalah manusia sosial, yang sama-sama membutuhkan. Mungkin dari obrolan receh itu akan terus diingat sebagai moment terbaik dalam hidup, karena kamu menambah banyak daftar nama di buku temanmu.


Tidak ada pendaki yang menginginkan bertemu dengan hujan apalagi badai di atas sana, tapi kalau ketemu ya mau di apakan lagi, syukuri saja setidaknya kamu akan punya cerita disini. 


Dan di setiap perjalanan kamu membutuhkan teman.


Lalu ini saya, perempuan kecil, mahasiswi kedokteran yang sedang sibuk menjadi dek coass agar masa depannya cerah. Yang punya mimpi terlalu tidak biasa bagi banyak orang. Yang selalu punya rencana yang tidak terduga-duga, dengan modal nekat dan percaya. Saya sampai di ketinggian 1726 mdpl. Selamat datang di Puncak Gunung Andong, zilia. 
Suatu saat nanti saya akan menikmati sensasi tidur di bawah ribuan bintang, tidak di bawah atap hotel berbintang lima. Amin. 


Dan foto ini di ambit saat saya sudah turun dari Puncak Andong. Tadi saya di atas sana, bayangkan kabut itu dan rasakan saja dinginnya disana. Ketemu badai di atas sana membuat saya kapok? rasanya tidak, saya sudah mempunyai banyak rencana di otak dimana saja saya harus mengunjungi tempat-tempat indah lainnya, semoga semesta berkonspirasi dan mengabulkannya. 

Dan terima kasih Tuhan untuk Indonesia, negera ini kaya hanya saja orang-orang di dalamnya terlaulu serakah. 
Kalian yang terus menghujat mungkin kalian butuh liburan, istirahatkan saja dulu pikiranmu, mungkin naik gunung bisa jadi pilihan untukmu lebih mensyukuri hidup ini. Atau kalau kamu takut akan ketinggian bolehlah kalian ke pantai dan tidurlah di pasirnya. 

Ini adalah "cek ombak" terbaik. Sampai jumpa lagi tempat-tempat yang manis yang sedang berseliweran di kepala saya. Semoga semesta mengabulkannya.