Sejak awal kamu memang tidak pernah menawarkan banyak hal. Tidak ada janji yang muluk-muluk yang kau katakan atau sikap yang mengumbar. Tidak juga pengakuan berlebih atas dirimu, seperti hal-hal apa saja yang bisa kau taklukan. Namun, kesederhanaan itu yang membuat dirimu menarik, kamu tidak memperlakukanku seperti seseorang yang manja, alih-alih kau malah mengajakku untuk berjuang bersama.
Kita sama-sama berniat untuk memapankan nasib terlebih dahulu. Karena sepertinya kita punya kesamaan yang lain yang baru saja ku sadari ketika menulis ini, yaitu mungkin sejak kecil kita terdidik supaya mempunyai bekal dulu sebelum memberanikan diri melangkah lebih jauh ke masa depan. Karena memang kita tidak pernah ingin merepotkan banyak orang apalagi orang tua. Di umur yang sekarang, tentu saja kita belum bisa dikatakan sukses dan mapan, karena masih banyak hal yang memang harus diupayakan. Dan saat kita sudah mencapai usia sekarang dimana banyak sekali teman yang mulai memantapkan hati kita malah masih asik bercanda dan tertawa, berantemnya kita yah paling masalah ga dikabarin, karena aku pun tau bahwa sebenarnya kita masing-masing belum siap untuk menambahkan masa berlaku sakit kepala kita jika terjadi serangan, karena menikah bukan perkara gampang. Ngomongnya doang yang enak, jalaninnya udahlah ntar aja baru dibayangin.
Sebagai anak extrovert yang sungguh tidak pernah akan bisa diam ini tentu sangatlah merepotkan karena kamu sendiri adalah seorang introvert kelas atas, tau kok rasanya jadi kamu yang kalau diajakin jalan suka banget iyain tapi sebenarnya gak mau ninggalin kamar, gak mau ketemu banyak orang, tapi terima kasih sudah mau keluar dari zona nyamanmu untuk sedikit mengenal duniaku yang begitu berbeda 180 derajat dari duniamu.
Berjalan bersamamu mengelilingi kota tanpa tujuan sesungguhnya membuatku bahagia, bercanda disetiap perjalanan, menikmati diammu dari tempat dudukku, membicarakan semua hal-hal liar dan receh, tertawa selepas-lepasnya, percayalah aku menikmatinya semua dengan sukacita dan terus berdoa semoga kita masih bisa seperti ini selamanya dan semoga semesta mengabulkannya.
Sekarang kita masih sama-sama berjuang, supaya kebaikan di masa depan lekas datang, terima kasih untuk tidak meremehkan kemampuanku untuk berjuang disisimu, terima kasih untuk tidak mencoba membuai dengan janji kau akan memperjuangkan semuanya untukku. Terima kasih karena kamu juga menghargai usahaku.
Dan peredebatan. Hubungan yang sudah lama terjalin akan tentu mengalami hal-hal semacam ini dan kemudian menjadi biasa, karena kita adalah dua kepala yang berbeda, kita adalah manusia yang sama-sama ingin untuk menang tapi terima kasih karena selama ini selalu saling bersikap dewasa dan mengalah di beberapa perdebatan perdebatan kita.
Teruslah berjuang, teruslah saling support dalam perjuangan ini, karena tentu saja masa depan yang membahagiakan tidak pernah langsung instant, dia perlu untuk merasakan banyak hal baru mencapai semua bahagia itu. Selalu akan ada cara untuk kebaikan datang tepat pada waktunya, asal kita masih terus sama-sama dan kuat dalam berdoa.
Dariku untukmu.